
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013, fisioterapi dikualifikasikan menjadi Fisioterapis Ahli Madya, Sarjana Sains Terapan, Fisioterapis Profesi; dan Fisioterapis Spesialis.1
Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang dimana sistem muskuloskeletal melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan muskuloskeletal tersebut dapat ditangani melalui pendekatan antara lain dengan joint manipulation, soft tissue manipulative, kinesio tapping and splinting, dan exercise therapy.
Fisioterapi neuromuskular antara lain gangguan neurologi seperti radiculopathy, lesi nervus, stroke, cerebral palsy, parkinson dan permasalahan nervus lainnya. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti bobath, proprioceptive neuromuscular fascilitation, feldenkraise, tickle manuver cough for cerebral palsy.
Fisioterapi kardiovaskulopulmonal antara lain jantung, paru, dan intensive care seperti gagal jantung, deep vein thrombosis, pneumonia, asma, stroke, TB, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti manual lymphatic drain vein, visceral manipulation, muscle energy therapy, basic cardiac life support, dan berbagai terapi latihan baik individu maupun kelompok (misal tai chi, senam ashma, senam stroke).
Fisioterapi Integumen dan kesehatan wanita seperti kasus diabetic ulcer, decubitus, luka bakar, cellulitis, dysmenorrhea, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti antara lain wound management, latihan, mencegah scar tissue.
Fisioterapi pediatri atau anak menangani kasus pada anak-anak seperti gangguan tumbuh kembang, Congenital Talipes Equinovarus (CTEV), down syndrome, cerebral palsy, dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti stimulasi tumbuh kembang, koreksi postur, mencegah penyakit sekunder.
Fisioterapi geriatri merupakan fisioterapi yang menangani kasus pada orang lanjut usia (diatas 60 tahun) seperti osteoarthriris, parkinson, awkward posture, penurunan kuaitas kebugaran dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti koreksi postur, mencegah risiko jatuh, open kinetic chain exercise pada osteoarthritis, mencegah penyakit sekunder, tai chi.
Fisioterapi olahraga & wellness merupakan fisioterapi yang menangani kasus pada olahragawan atau atlet seperti patellofemoral pain ankle (Jumper’s knee), sprain, strain, tennis’s elbow, golfer’s elbow dan lain-lain. Gangguan tersebut dapat ditangani melalui pendekatan seperti latihan, modalitas, mobilisasi.
Baca Juga : Cegah Dan Tangani Nyeri Punggung Bawah Dengan Latihan Fisioterapi