Kesemutan merupakan hal yang umum dirasakan oleh semua orang. Kesemutan umumnya terjadi saat kita menindih salah satu anggota tubuh dalam waktu yang cukup lama, seperti saat duduk bersimpuh, bersila dan menggunakan tangan sebagai sandaran kepala saat tidur. Namun bagaimana dengan kesemutan yang dirasakan walaupun sedang tidak melakukan aktivitas apapun dan bahkan hingga menyebabkan adanya rasa kebas dan mati rasa pada beberapa bagian tubuh ?
Kesemutan merupakan gejala sensorik yang sering digambarkan sebagai sensasi tertusuk tajam yang menjalar di area tubuh yang terkena. Kehilangan sensasi adalah gejala sensorik yang mengacu pada ketidakmampuan untuk merasakan rangsangan sensorik. Kesadaran kehilangan sensorik biasanya digambarkan oleh pasien sebagai rasa kebas, tebal atau mati rasa.(1) Kesemutan terjadi karena adanya gangguan distribusi pada jalur saraf yang dapat terjadi pada tingkat saraf kutaneus, saraf perifer, medulla spinalis atau bahkan otak.(1)
Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan rasa kesemutan yang menjalar ke tangan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
1. Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal adalah merupakan sebuah kondisi neuropati dengan gejala seperti nyeri, kesemutan dan rasa kebas pada telapak tangan yang dirasakan pada distribusi dari saraf medianus. Gejala ini biasanya dirasakan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan setengah dari jari manis.(2)
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal terjadi di area terowongan karpal di telapak tangan yang disebabkan karena adanya kompresi dan traksi pada saraf medianus. Kompresi dan traksi ini akan menyebabkan gangguan mikrosirkulasi intraneural, cedera pada akson dan selubung mielin, serta perubahan pada jaringan ikat pendukung. Kompresi saraf perifer terjadi sebagai akibat dari saraf yang melalui kompartemen anatomi yang terlalu sempit dan ketat, sehingga mengakibatkan perubahan fungsi di dalam saraf dan disfungsi/kerusakan saraf dari tempat kompresi.(3)
2. Thoracic Outlet Compression Syndrome
Thoracic Outlet Syndrome didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang dihasilkan dari kompresi neurovaskular di area thoraks dan terkadang menyebabkan adanya nyeri pada leher dan ekstrimitas atas, kelemahan, hilangnya fungsi sensoris, paresthesia (mati rasa), bengkak dan perubahan warna.(4)
Thoracic Outlet Syndrome disebabkan karena adanya kompresi jaringan neurovascular pada area outlet thoraks yang disebabkan oleh adanya variasi otot atau anatomis lainnya. Kompresi tersebut dapat terjadi akibat kombinasi dari anomali pertumbuhan jaringan, cedera, dan aktivitas sehari-hari.(5)
3. HNP Cervical
Herniated nucleous pulposus (HNP) merupakan suatu kondisi dimana nukleus pulposus menonjol ke luar ruang diskus intervertebralis. HNP dapat terjadi disemua ruas tulang belakang, namun lebih umum terjadi di punggung bawah dan leher. Hal ini menyebabkan kompresi pada jaringan saraf disekitarnya, baik medulla spinalis maupun akar saraf. Kompresi ini akan menyebabkan beberapa gejala seperti nyeri, gangguan neurologis (kesemutan, mati rasa dan kelemahan system musculoskeletal). HNP terjadi sebagai kegagalan integritas annulus fibrosus dan menyebabkan nukleous pulposus menonjol keluar, baik ke kanal saraf atau foramen intervertebral. Hal ini umumnya terjadi sebagai efek dari proses penuaan.(6)
4. Cervical Root Syndrome
Cervical root syndrome (CRS) merupakan suatu kondisi yang terjadi karena akar saraf dari saraf tulang belakang terkompresi atau terganggu. Gejala yang umumnya dirasakan oleh pasien adalah rasa sakit dan kelemahan otot yang dapat menyebar jauh dari leher dan menjalar ke lengan, leher, dada, punggung atas dan/atau bahu. CRS biasanya bersifat satu sisi, namun dalam kasus langka dapat terjadi pada kedua sisi tubuh.(7)
The Role of Physiotherapy
Jika Anda merasakan gejalan diatas, ada baiknya Anda segera menghubungi tenaga profesional seperti Dokter dan Fisioterapi untuk mendapatkan pemeriksana lebih lanjut. Fisioterapis akan melakukan pemeriksaan sesuai kompetensinya dan memberikan intervensi sesuai dnegan kondisi anda. Dengan mendapatkan perawatan yang tepat, keluhan yang Anda rasakan dapat sembuh secara tepat dan mencegah agar tidak semakin memburuk.
Also read: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) – Penatalaksanaan Fisioterapi
Reference
- Zhou, L. (2016). Tingling and Loss of Sensation. In Mount Sinai Expert Guides (eds S.C. Sealfon, R. Motiwala and C.B. Stacy). https://doi.org/10.1002/9781118621042.ch16
- Genova, A., Dix, O., Saefan, A., Thakur, M., & Hassan, A. (2020). Carpal Tunnel Syndrome A Review of Literature. Cureus, 12(3), e7333. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32313774/
- Aboonq M. S. (2015). Pathophysiology of carpal tunnel syndrome. Neurosciences (Riyadh, Saudi Arabia), 20(1), 4–9.
- Povlsen, S., & Povlsen, B. (2018). Diagnosing Thoracic Outlet Syndrome Current Approaches and Future Directions. Diagnostics (Basel, Switzerland), 8(1), 21. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29558408/
- Kuhn, J. E., Lebus V, G. F., & Bible, J. E. (2015). Thoracic outlet syndrome. The Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 23(4), 222–232. httpsdoi.org10.5435JAAOS-D-13-00215
- De Cicco FL, Camino Willhuber GO. Nucleus Pulposus Herniation. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542307/
- Magnus W, Viswanath O, Viswanathan VK, et al. Cervical Radiculopathy. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441828/