Penatalaksanaan Fisioterapi pada Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Definisi
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal adalah merupakan sebuah syndrome neuropati yang disertai dengan nyeri, kesemutan dan rasa kebas pada telapak tangan sesuai dengan distribusi dari saraf medianus. Sensasi ini umumnya dirasakan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan setengah dari jari manis.(1)
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal terjadi karena adanya kompresi pada saraf medianus di terowongan karpal. Terowongan karpal adalah sebuah lorong kecil di pergelangan tangan. Terowongan karpal adalah jaringan osteofibrous, yang terletak di antara fleksor retinaculum (FR) dan tulang karpal. Bagian atas atau “atap” dari terowongan ini merupakan ligament transversal carpal. Saraf medianus bersama dengan sembilan tendon fleksor lainnya melewati terowongan ini. Posisi saraf medianus berada di tengah diantara tendon ini. Saraf medianus memberikan inervasi sensorik untuk jari 1, 2, 3 dan setengah dari jari 4.(3) Peningkatan tekanan pada terowongan karpal akan menyebabkan kompresi dan kerusakan pada nervus medianus.(2)
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal merupakan kasus neuropati umum yang terjadi pada 3% dari populasi orang dewasa(2), dimana sebanyak 4-5% dari populasi usia 40-60 tahun.(3) Angka kejadian CTS lebih tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki(2,3) dengan prevalensi perempuan sebanyak 9,2% jika dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 6% pada rentang usia 45 – 60 tahun.(3) Angka prevalensi dan tingkat keparahan dari CTS akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.(2)
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal adalah gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan aktivitas kerja seseorang yang diakibatkan oleh ketegangan berlebihan serta aktivitas monoton yang berulang.(2)
Patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal disebabkan oleh kompresi dan traksi saraf medianus di terowongan karpal. Kompresi dan traksi dapat menyebabkan gangguan mikrosirkulasi intraneural, lesi pada selubung mielin dan akson, serta perubahan pada jaringan ikat pendukung. kompresi saraf perifer terjadi sebagai akibat dari perjalanannya melalui kompartemen anatomi yang menjadi terlalu sempit dan ketat, mengakibatkan perubahan fungsi di dalam saraf dan disfungsi/kerusakan saraf dari tempat kompresi. Kompresi saraf medianus di terowongan karpal pada pergelangan tangan adalah contoh paling umum dari ini.(3)
Mekanisme dari CTS merupakan kombinasi dari trauma mekanis, peningkatan tekanan serta kerusakan iskemik dari saraf medianus yang terjadi di terowongan karpal. Tekanan yang normal berkisar antara 2-10 mmHg. Pada terowongan karpal, perubahan posisi dapat menyebabkan peningkatan tekanan, seperti saat melakukan gerakan dorsofleksi akan menyingkatkan tekanan diatas 10 kali dari tekanan awal, dan gerakan palmarfleksi akan meningkatkan tekanan sebesar 8 kali. Gerakan berulang dari pergelangan tangan ini akan meningkatkan faktor risiko terjadinya CTS. Pada cedera saraf, hal penting dalam kerusakan saraf medianus adalah demielinasi. Demielinasi saraf berkembang di lokasi kompresi dan menyebar ke segmen intermodal di mana akson dibiarkan utuh. Dengan kompresi terus menerus, aliran darah ke sistem kapiler endoneurial terganggu, menyebabkan perubahan pada sawar darah-saraf dan perkembangan edema endoneurial. Hal ini mengakibatkan terjadinya siklus yang kuat, yang terdiri dari kongesti vena, iskemia, dan perubahan metabolisme lokal. Cedera iskemik juga dicatat sebagai elemen penting dalam CTS karena gejala dari CTS cepat sembuh setelah dilakukan operasi pelepasan terowongan karpal. Iskemia tungkai meningkatkan parestesia pada pasien terowongan karpal. Hal ini terjadi dalam tiga fase, termasuk peningkatan tekanan intrafunicular, cedera pada kapiler dengan kebocoran dan edema, dan obstruksi aliran arteri pada pasien.(1)
Tanda dan Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Gejala dari Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal meliputi nyeri, mati rasa dan sensasi kesemutan pada telapak tangan serta ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan setengah dari jari manis. Rasa nyeri juga bisa menyebabkan menurunnya kekuatan tangan untuk menggenggam serta penurunan dari fungsional tangan. Jika dibiarkan dalam waktu lama, otot hipotenar bisa mengalami atrofi.(1) Gejala dari CTS umumnya dirasakan di pergelangan tangan hingga ke jari-jari saja, namun dalam beberapa kasus bisa dirasakan hingga lengan bawah dan dalam kasus jarang bisa dirasakan bahkan hingga ke bahu.(2)
CTS umumnya hanya mempengaruhi system sensoris saja, namun dalam kasus yang parah, CTS dapat mengganggu sistem motoris, yang mengakibatkan terjadinya kelemahan jari-jari terutama ibu jari. Penderita mungkin akan mengalami kesulitan dalam menggenggam objek, membuka toples, memasang kancing baju, dan kegiatan fungsional lainnya.(2)
Pemeriksaan Fisioterapi Carpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan fisioterapi carpal tunnel syndrome atau sindrom lorong karpal yang dapat dilakukan meliputi :(2)
1. Flick Sign
- Prosedur : Goyangkan tangan yang mengalami cidera
- Hasil positif jika gejala yang dirasakan berkurang
- Sensitivity : 93%
- Specificity : 96%
2. Phalen Test
- Prosedur : Fleksikan pergelangan tangan pasien 90⁰ kemudian tempelkan kedua punggung tangan dengan siku fleksi 900, tahan selama 60 detik
- Hasil positif jika terasa nyeri, kesemutan atau matirasa pada jari 1,2,3, dan setengah jari 4
- Sensitivity : 57% – 68%
- Specificity : 58% – 73%
3. Median Nerve Compression Test
- Prosedur : Berikan tekanan langsung pada ligament transversus karpal
- Hasil positif jika terasa nyeri, kesemutan, atau mati rasa dalam 30 detik
- Sensitivity : 64%
- Specificity : 83%
4. Tinel Sign
- Prosedur : Berikan ketukan secara terus menerus pada pergelangan tangan pasien, tepatnya pada area ligament transversus karpal
- Hasil positif jika terasa nyeri atau matirasa pada jari 1, 2, 3 dan setengah jari 4
- Sensitivity : 39%
- Specificity : 88%
Penanganan Fisioterapi Carpal Tunnel Syndrome
1.Wrist orthosis
Penggunaan wrist orthosis di anjurkan pada malam hari, karena pada saat kita tidur posisi wrist akan cenderung menekuk dan memprovokasi penjepitan pada carpal tunnel.
2. Activity modification
Meminimalisir aktivitas yang memberikan efek getar pada area wrist, meminimalisir aktivitas menekuk pergelangan tangan
3. Edukasi ergonomic
Memodifikasi lingkungan secara ergonomis seperti memperbaiki posisi keyboard laptop agar wrist cenderung dorsofleksi dibandingan palmarfleksi
4. Exercise
- Hand abduction and adduction, untuk mengaktivasi otot intrinsic jari-jari tangan.
- Tendon glide, yaitu mengaktivasi tendon fleksor digitorum profundus, dan superficialis yang melewati carpal tunnel, mencegah kekakuan sendi (lakukan 3-5 kali atau 6-8 kali keseluruhan gerakan apabila terasa persendian jari cenderung lebih kaku. Lakukan 3 kali sehari)
- Joint block exercise, apabila terasa terjadi keterbatasan gerak pada PIP atau DIP, anda dapat melakukan gerakan joint block pada area di bawah sendi yang bermasalah, dan melakukan latihan gerak pada sendi tersebut.
- Thumb opposition exercise, gerakan ini dilakukan untuk mengaktivasi otot-otot thenar
Baca Juga : Penanganan Fisioterapi pada Golfer Elbow
Reference
- Genova, A., Dix, O., Saefan, A., Thakur, M., & Hassan, A. (2020). Carpal Tunnel Syndrome A Review of Literature. Cureus, 12(3), e7333. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32313774/
- Wipperman, J., & Goerl, K. (2016). Carpal Tunnel Syndrome Diagnosis and Management. American family physician, 94(12), 993–999.
- Aboonq M. S. (2015). Pathophysiology of carpal tunnel syndrome. Neurosciences (Riyadh, Saudi Arabia), 20(1), 4–9.