Gejala dari Carpal Tunnel Syndrome atau sindrom lorong carpal meliputi nyeri, mati rasa dan sensasi kesemutan pada telapak tangan serta ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan setengah dari jari manis. Rasa nyeri juga bisa menyebabkan menurunnya kekuatan tangan untuk menggenggam serta penurunan dari fungsional tangan. Jika dibiarkan dalam waktu lama, otot hipotenar bisa mengalami atrofi.(1) Gejala dari CTS umumnya dirasakan di pergelangan tangan hingga ke jari-jari saja, namun dalam beberapa kasus bisa dirasakan hingga lengan bawah dan dalam kasus jarang bisa dirasakan bahkan hingga ke bahu.(2)
CTS umumnya hanya mempengaruhi system sensoris saja, namun dalam kasus yang parah, CTS dapat mengganggu sistem motoris, yang mengakibatkan terjadinya kelemahan jari-jari terutama ibu jari. Penderita mungkin akan mengalami kesulitan dalam menggenggam objek, membuka toples, memasang kancing baju, dan kegiatan fungsional lainnya.(2)
Pemeriksaan FisioterapiCarpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan fisioterapi carpal tunnel syndrome atau sindrom lorong karpal yang dapat dilakukan meliputi :(2)
1. Flick Sign
Prosedur : Goyangkan tangan yang mengalami cidera
Hasil positif jika gejala yang dirasakan berkurang
Sensitivity : 93%
Specificity : 96%
2. Phalen Test
Prosedur : Fleksikan pergelangan tangan pasien 90⁰ kemudian tempelkan kedua punggung tangan dengan siku fleksi 900, tahan selama 60 detik
Hasil positif jika terasa nyeri, kesemutan atau matirasa pada jari 1,2,3, dan setengah jari 4
Sensitivity : 57% – 68%
Specificity : 58% – 73%
3. Median Nerve Compression Test
Prosedur : Berikan tekanan langsung pada ligament transversus karpal
Hasil positif jika terasa nyeri, kesemutan, atau mati rasa dalam 30 detik
Sensitivity : 64%
Specificity : 83%
4. Tinel Sign
Prosedur : Berikan ketukan secara terus menerus pada pergelangan tangan pasien, tepatnya pada area ligament transversus karpal
Hasil positif jika terasa nyeri atau matirasa pada jari 1, 2, 3 dan setengah jari 4
Sensitivity : 39%
Specificity : 88%
Penanganan Fisioterapi Carpal Tunnel Syndrome
1.Wrist orthosis
Penggunaan wrist orthosis di anjurkan pada malam hari, karena pada saat kita tidur posisi wrist akan cenderung menekuk dan memprovokasi penjepitan pada carpal tunnel.
2. Activity modification
Meminimalisir aktivitas yang memberikan efek getar pada area wrist, meminimalisir aktivitas menekuk pergelangan tangan
3. Edukasi ergonomic
Memodifikasi lingkungan secara ergonomis seperti memperbaiki posisi keyboard laptop agar wrist cenderung dorsofleksi dibandingan palmarfleksi
4. Exercise
Hand abduction and adduction, untuk mengaktivasi otot intrinsic jari-jari tangan.
Tendon glide, yaitu mengaktivasi tendon fleksor digitorum profundus, dan superficialis yang melewati carpal tunnel, mencegah kekakuan sendi (lakukan 3-5 kali atau 6-8 kali keseluruhan gerakan apabila terasa persendian jari cenderung lebih kaku. Lakukan 3 kali sehari)
Joint block exercise, apabila terasa terjadi keterbatasan gerak pada PIP atau DIP, anda dapat melakukan gerakan joint block pada area di bawah sendi yang bermasalah, dan melakukan latihan gerak pada sendi tersebut.
Thumb opposition exercise, gerakan ini dilakukan untuk mengaktivasi otot-otot thenar
Genova, A., Dix, O., Saefan, A., Thakur, M., & Hassan, A. (2020). Carpal Tunnel Syndrome A Review of Literature. Cureus, 12(3), e7333. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32313774/
Wipperman, J., & Goerl, K. (2016). Carpal Tunnel Syndrome Diagnosis and Management. American family physician, 94(12), 993–999.
Aboonq M. S. (2015). Pathophysiology of carpal tunnel syndrome. Neurosciences (Riyadh, Saudi Arabia), 20(1), 4–9.