HaloFisioterapi

Pemeriksaan Fisioterapi Pada Kasus Congenital Heart Defect Anak

conginetal heart disease

Sebagai seorang fisioterapis, kita mungkin menjumpai bayi dan anak-anak dengan kelainan jantung di setiap lingkungan tempat kita berpraktik. Seorang fisioterapis mungkin menemui anak dengan congenital hearth defect (CHD) dalam perawatan akut sebelum dan/atau pasca operasi, di tempat rehabilitasi, di sekolah dan perawatan di rumah, dan pasien rawat jalan. Fisioterapis juga  harus mengetahui apa itu congenital hearth defect, bagaimana pengaruhnya terhadap sistem kardiovaskular anak selama berolahraga, dan komplikasi yang umum terjadi pada populasi ini. Penting juga untuk dicatat bahwa CHD biasanya menyertai kelainan genetik lain yang menyebabkan keterlambatan perkembangan, sehingga mereka mungkin menemui ahli terapi fisik.

Riwayat Pasien

Pemeriksaan dimulai dengan usia, tanggal lahir, bahasa utama, dan ras pasien. Riwayat medis dan pembedahan anak juga sangat penting dan mungkin sangat kompleks. Catat obat-obatan yang diminum oleh anak, termasuk pengencer darah (warfarin, Coumadin) dan imunosupresi. Obat-obatan ini memiliki efek samping seperti waktu pendarahan yang cepat, yang harus diperhatikan dalam pengobatan fisioterapis.

Arterial Blood Gas Value

Darah arteri merupakan cara yang paling dapat diandalkan untuk menilai transportasi oksigen (O2). Hipoventilasi menyebabkan pergeseran kurva normal ke kanan dengan peningkatan CO2 dan penurunan pH sehingga menyebabkan asidosis respiratorik. Hiperventilasi menyebabkan pergeseran ke kiri dengan penurunan CO2 dan peningkatan pH sehingga menyebabkan alkalosis respiratorik.

Penampilan Umum Pasien

Penting untuk memperhatikan warna tubuh secara umum. Anemia menyebabkan pucat, polisitemia menyebabkan plethora, suatu kondisi kelebihan volume darah yang menyebabkan pembengkakan dan kulit kemerahan dan desaturasi oksigen menyebabkan warna biru atau sianosis. Dokumentasikan tipe tubuh individu apakah cachectic, obesitas, atau sesuai dengan usia. Digital clubbing harus didokumentasikan dan merupakan tanda terjadinya hipoksia, dimana ujung phalanx distal menjadi bulbus dan kuku jari menonjol  keluar dengan sudut kuku yang meningkat.

Perlu untuk memperhatikan apakah anak menggunakan alat pendukung. Alat pendukung dapat berupa extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), mechanical ventilation, atau ventricular assistive devices (left ventricular, right ventricular, atau biventricular assists)

Integumen

Periksa keadaan sistem integumen, dimulai dengan penampilan umum kulit. Apakah kulit terlihat mengilap, bengkak, longgar, memar, atau rusak. Antikoagulasi dapat menyebabkan memar dan kerusakan kulit, dan retensi cairan dapat menyebabkan kulit terlihat mengkilap atau bengkak.

Periksa pengisian kapiler pada ekstremitas.  Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan dasar kuku ke bawah, yang akan memucat dan kembali normal dalam 1 hingga 2 detik setelah tekanan dihilangkan. Pengisian ulang kapiler idealnya dinilai dengan kompresi pada jempol kaki.

Pemeriksaan edema juga harus dinilai, karena edema perifer dan sentral mungkin terlihat jelas pada anak dengan CHD. Edema perifer disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung yang memadai. Edema sentral atau distensi vena jugularis terjadi akibat kelebihan cairan karena cairan tertahan di pusat karena kemampuan jantung untuk memompa terganggu dan cairan kembali naik ke paru-paru dan sistem vena.

Thorax

Deformitas toraks harus dinilai, termasuk pectus excavatum, pectus carinatum, barel chest, rib flaring, dan midtrunks folds. Pectus excavatum mungkin disebabkan oleh prosedur pembedahan, yang mengakibatkan pengencangan otot dada bagian atas. Pectus carinatum mungkin disebabkan oleh prosedur pembedahan, yang mengakibatkan kelainan bentuk tulang dada. Deformitas barrel chest dapat disebabkan oleh inflasi jaringan paru-paru yang berlebihan, pengembangan tulang rusuk disebabkan oleh ketidakseimbangan otot perut dengan diafragma, dan midtrunks folds disebabkan oleh ketidakseimbangan otot dinding dada untuk melawan diafragma.

Pergerakan dinding dada bisa diperiksa dengan palpasi dan pengukuran. Letakkan tangan Anda di atas lobus atas paru-paru dengan dasar tangan di tulang rusuk keempat, ujung jari di uppertrapezius, dan ibu jari di sudut sternal, Anda dapat memeriksa kesimetrisan, luas gerakan, dan gerakan umum dada saat bernapas. Ukur lingkar dada dengan pita pengukur setinggi aksila yang dililitkan pada dada. Ukur perubahan lingkar selama inhalasi dan pernafasan normal.

Pemeriksaan Respirasi

Anak-anak penderita CHD seringkali menampilkan masalah pernafasan sebagai keluhan utama mereka. Enam puluh persen orang yang menjalani operasi jantung atau toraks mengalami komplikasi paru; oleh karena itu, pemeriksaansistem respirasi dan  pemeriksaan dinding dada akan memberikan informasi berharga untuk rencana perawatan fisioterapis.

Pemeriksaan Muskuloskeletal

Pemeriksaan lingkup gerak sendi, keselarasan postural, dan sensasi juga diperlukan. Skoliosis, kifosis, atau kelainan sindromik pada sistem muskuloskeletal mungkin terdapat pada pasien dan dapat berdampak pada sistem paru anak sebelum, selama, atau setelah operasi CHD.

Kekuatan Otot

Pengukuran kekuatan harus mempertimbangkan anak-anak yang berisiko mengalami miopati, osteopenia, dan osteoporosis akibat steroid sebelum operasi atau setelah transplantasi.

Vital Sign

Pemantauan tanda-tanda vital saat istirahat, selama pengobatan, serta selama dan setelah intervensi fisioterapi dapat memberikan informasi yang sangat berharga tentang respons kardiovaskular anak terhadap aktivitas.

Mobilitas Fungsional

Pemeriksaan mobilitas fungsional meliputi pemeriksaan mobilitas di tempat tidur, perpindahan, keseimbangan, gaya berjalan, dan menaiki tangga, serta aktivitas yang sesuai dengan perkembangan anak.

Kapasitas dan Kemampuan Aerobic

Tes aerobik dalam perawatan klinis biasanya mencakup tes berjalan selama 6, 9, atau 12 menit. Tes berjalan 6 menit biasanya menjadi tes yang paling umum dilakukan.

Baca juga : Bronkitis Akut : Apa Itu ?

Referensi :

  1. Tecklin, Jan S. 2008. Pediatric Physical Therapy fourth edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru