HaloFisioterapi

Peran Fisioterapi pada Kasus Tetralogy of Fallot

jantung

Tetralogy of fallot (TOF) adalah kelainan jantung bawaan (PJB) yang terdiri dari 4 kelainan anatomi:

  • Ventricular septal defect (VSD), yaitu lubang di dinding yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri
  • Pulmonary valve stenosis, yaitu penyempitan pada katup pembuluh darah yang ke paru-paru (katup pulmonal) sehingga darah dari jantung yang ke paru-paru berkurang
  • Posisi aorta tidak normal, yakni bergeser ke kanan mengikuti VSD yang terbentuk
  • Right ventricular hypertrophy atau penebalan pada otot ventrikel kanan jantung akibat jantung bekerja terlalu keras untuk memompa darah

Tetralogy of fallot adalah salah satu bentuk penyakit jantung bawaan sianotik yang paling umum, mencakup 7–10% dari seluruh kelainan jantung bawaan dengan insiden satu dari 3.500 kelahiran hidup. Kelainan ToF memungkinkan pencampuran darah antara sirkulasi paru dan sistemik. Pencampuran ini biasanya terjadi pada VSD, dimana kanan mengarah ke bagian kiri jantung dan menambahkan darah kotor (terdeoksigenasi) ke sirkulasi sistemik sehingga menyebabkan terjadinya sianosis.

Peran Fisioterapi Pada Kasus Tetralogy of Fallot

Fisioterapi memiliki peran penting dalam manajemen pasien dengan Tetralogi Fallot, meskipun tidak secara langsung mengatasi kelainan jantung itu sendiri. Berikut adalah beberapa peran fisioterapi dalam kasus Tetralogi of Fallot:

  1. Melakukan Pemeriksan
    Fisioterapi perlu melakukan beberapa pemeriksaan terkait kondisi pasien dengan tetralogy of fallot. Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh fisioterapi adalah latar belakang penyakit, tanda vital, penampilan umum pasien, nyeri, penggunaan alat bantu, pemeriksaan kulit, pemeriksaan toraks dan pernapasan, pemeriksaan muskuloskeletal, kekuatan otot, mobilitas fungsional, kapasitas dan daya tahan aerobik.
  2. Rehabilitasi Paska Operasi
    Banyak pasien dengan Tetralogi Fallot menjalani operasi jantung korektif. Fisioterapi dapat membantu dalam rehabilitasi pasca operasi untuk mempercepat pemulihan, meningkatkan mobilitas, dan mengoptimalkan fungsi kardiorespirasi.
  3. Latihan Kardiorespirasi
    Fisioterapis dapat merancang program latihan kardiorespirasi yang sesuai untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi pasien. Ini bisa meliputi latihan aerobik ringan hingga sedang, latihan pernapasan, dan latihan untuk meningkatkan kapasitas paru-paru.
  4. Edukasi Pasien dan Keluarga
    Fisioterapis dapat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen kondisi, tanda dan gejala yang perlu diperhatikan, serta pentingnya kegiatan fisik yang tepat.
  5. Manajemen Nyeri
    Beberapa pasien dengan Tetralogi Fallot mungkin mengalami nyeri terkait dengan kondisi mereka. Fisioterapi bisa membantu manajemen nyeri pasien melalui beberapa metode seperti terapi manual, terapi latihan, dan penggunaan alat modalitas.

Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Tetralogy of Fallot

Terdapat beberapa intervensi yang dapat dilakukan oleh fisioterapi, terutama pasca operasi seperti :

  1. Positioning
    Menyediakan dan mempromosikan berbagai posisi tertentu akan memungkinkan fisioterapi untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pencegahan kelainan muskuloskeletal, meningkatkan kemampuan respirasi. Posisi yang tepat dapat membantu memberikan orientasi tubuh, mencegah kontraktur, meningkatkan perkembangan di usia dini.
  2. Edukasi postural
    Sebagian besar latihan dan aktivitas terapeutik dapat dimulai dengan pelatihan dan pendidikan postural untuk meminimalkan kyphosis toraks dan bahu yang semakin membungkuk.
  3. Latihan fleksibilitas
    Latihan fleksibilitas juga harus dimulai sejak dini dan tergantung pada kondisi pasien. Latihan ini biasanya mencakup peregangan otot, termasuk kelompok pectoralis mayor, kelompok achilles/gastrocnemius/soleus, fleksor pinggul, paha belakang, ekstremitas atas, dan ekspansi dada untuk mobilitas sangkar toraks.
  4. Latihan pernapasan
    Latihan pernapasan harus dimasukkan ke dalam intervensi untuk mendorong pernapasan dalam, membantu menjaga ventilasi, membantu pengendalian nyeri, dan meningkatkan pola pernapasan yang terkoordinasi.
  5. Latihan daya tahan aerobik
    Latihan aerobik harus disesuaikan secara individual berdasarkan pemeriksaan sebelumnya selama pemeriksaan terapi fisik.
  6. Latihan penguatan
    Latihan kekuatan merupakan komponen penting dari terapi fisik untuk anak-anak pada usia yang sesuai. Setelah operasi jantung, anak-anak umumnya diberikan beberapa larangan pada bagian dada selama 6 hingga 8 minggu, yang mungkin mencakup larangan untuk mengangkat beban lebih dari 10 pound/4,5 kg. Dengan peringatan ini, latihan kekuatan merupakan alat yang berharga dalam pengobatan anak-anak dengan PJK baik sebelum dan sesudah operasi.
  7. Mobilitas fungsional
    Pelatihan mobilitas, pelatihan pola berjalan, pelatihan keseimbangan, dan menaiki tangga adalah tugas fungsional yang harus dimasukkan sebagaimana diperlukan dalam intervensi fisioterapi. Pelatihan mobilitas harus mencakup cara-cara bergerak yang mengurangi ketidaknyamanan dan meningkatkan kemandirian. Peran fisioterapi dalam kasus Tetralogi Fallot adalah untuk mendukung dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memaksimalkan fungsi kardiorespirasi dan mengatasi masalah fisik yang terkait. Meskipun tidak menyembuhkan kondisi jantung itu sendiri, fisioterapi dapat membantu pasien untuk hidup sebaik mungkin dengan kondisi mereka.

Baca juga: Bronkitis Akut : Apa Itu ?

Referensi :

  1. Bangde SS, Thakre VM, Fating T, Dandekar A. Rehabilitation in a Pediatric Patient Who Underwent Correction Surgery for Tetralogy of Fallot: A Case Report. Cureus. 2023 Dec 13;15(12):e50442. doi: 10.7759/cureus.50442. PMID: 38222209; PMCID: PMC10784764. https://www.cureus.com/articles/207688-rehabilitation-in-a-pediatric-patient-who-underwent-correction-surgery-for-tetralogy-of-fallot-a-case-report#!/
  2. Wilson R, Ross O, Griksaitis MJ. Tetralogy of Fallot. BJA Educ. 2019 Nov;19(11):362-369. doi: 10.1016/j.bjae.2019.07.003. Epub 2019 Oct 14. PMID: 33456859; PMCID: PMC7807827.
  3. Tecklin, Jan S. 2008. Pediatric Physical Therapy fourth edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru