HaloFisioterapi

Bell’s Palsy : Apa Itu Dan Bagaimana Peran Fisioterapi

bell's palsy

Apa Itu Bell’s Palsy

Bell’s Palsy adalah kondisi yang menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan otot wajah secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi ketika saraf wajah (facial nerve) mengalami peradangan atau pembengkakan sehingga tidak dapat mengirimkan sinyal ke otot wajah. Akibatnya, penderita Bell’s palsy kesulitan mengontrol ekspresi wajah dan gerakan tertentu pada sebagian atau seluruh wajah.

Gejala Bell’s Palsy

Gejala yang paling umum dari Bell’s palsy meliputi:

  1. Kelumpuhan otot wajah
    • Pasien memiliki ketidakmampuan atau kesulitan menggerakkan sebagian atau seluruh wajah mereka. Biasanya kelumpuhan ini bersifat unilateral, artinya hanya mengenai satu sisi wajah saja.
  1. Kesulitan Berkedip
    • Orang dengan kelumpuhan otot mata sering mengalami kesulitan berkedip, yang membuat mata terasa kering dan mudah terkena infeksi.
  1. Ketidakmampuan Mengontrol Mulut
    • Pasien mungkin mengalami kesulitan mengendalikan bibirnya, yang dapat mengakibatkan makanan atau minuman tumpah atau menyebar saat makan atau minum.
  1. Kesulitan berbicara
    • Dalam beberapa kasus, orang juga mengalami kesulitan bicara akibat kelumpuhan otot wajah, yang memengaruhi produksi suara.

Penyebab Terjadinya Bell’s Palsy

Penyebab pasti dari Bell’s palsy tidak sepenuhnya dipahami, namun diyakini bahwa kondisi ini berkaitan dengan reaksi autoimun, atau pembengkakan, yang mempengaruhi saraf wajah. Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Bell’s palsy meliputi:

  • Riwayat infeksi virus seperti virus herpes simplex (penyebab penyakit herpes) atau virus varicella-zoster (penyebab cacar air dan herpes zoster).
  • Riwayat penyakit menular seperti flu atau pilek.
  • Riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kehamilan, dimana risiko Bell’s palsy sedikit lebih tinggi pada ibu hamil, terutama pada trimester ketiga dan awal setelah melahirkan.

Perawatan Utama Pada Kasus Bell’s Palsy

Perawatan untuk Bell’s palsy biasanya melibatkan terapi simtomatik dan pendekatan medis yang berfokus pada perbaikan saraf wajah

  1. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) atau kortikosteroid
    • Digunakan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan saraf wajah.
  1. Obat Antivirus
    • Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antivirus jika Bell’s palsy diduga disebabkan oleh infeksi virus tertentu.
  1. Fisioterapi
    • Latihan yang diberikan oleh fisioterapi dapat membantu menjaga kelenturan otot wajah dan mencegah kekakuan otot.
  1. Perlindungan mata
    • Untuk mencegah iritasi mata atau peradangan yang kedipan mata tidak dapat dikontrol dengan baik.

Pengaruh Bell’s Palsy Pada Kehidupan Sehari-Hari

Bell’s palsy dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari penderitanya. Efek ini bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan dan durasi kelumpuhan serta area wajah yang terkena. Berikut beberapa dampak Bell’s palsy dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Kesulitan bicara

Kelumpuhan otot wajah yang terlibat dalam produksi ucapan dapat menyebabkan kesulitan berbicara dengan jelas. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, terutama ketika berbicara tidak lancar atau sulit dipahami karena kondisi tersebut.

  1. Gangguan makan dan minum

Kelumpuhan otot wajah dapat menyebabkan kesulitan mengendalikan mulut dan bibir. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman tumpah atau menyebar saat makan atau minum. Selain itu, penderita mungkin mengalami kesulitan mengunyah makanan dengan benar.

  1. Masalah mata

Kesulitan berkedip dapat menyebabkan mata kering dan iritasi. Selain itu, kurangnya perlindungan saat berkedip juga meningkatkan risiko cedera kornea.

  1. Gangguan ekspresi

Karena kelumpuhan otot wajah, mungkin ada gangguan pada ekspresi wajah. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara normal, dan orang lain mungkin juga kesulitan membaca emosi penderitanya.

  1. Turunnya rasa percaya diri

Bell’s palsy dapat menyebabkan perubahan drastis pada ekspresi wajah seseorang, terutama jika kelumpuhan wajah terlihat dan berlangsung lama. Hal ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan harga diri penderitanya, terutama saat berinteraksi dengan orang lain atau dalam situasi sosial.

  1. Isolasi sosial

Beberapa orang dengan Bell’s palsy merasa bingung atau tidak nyaman dengan perubahan penampilan wajah, sehingga mereka cenderung menghindari interaksi sosial atau menyembunyikan kelumpuhannya. Akibatnya, mereka mungkin merasa lebih terisolasi dari teman dan keluarga.

  1. Kesulitan di tempat kerja:

Bagi mereka yang pekerjaannya bergantung pada ekspresi wajah yang jelas atau kemampuan berbicara dengan baik (misalnya aktor, presenter atau guru), Bell’s palsy dapat mempersulit pekerjaan mereka.

Peran Fisioterapi Pada Kasus Bell’s Palsy

Fisioterapi memainkan peran penting dalam pengobatan Bell’s palsy. Tujuan terapi fisik untuk kondisi ini adalah mempercepat pemulihan saraf wajah, mengurangi kelumpuhan, dan memfasilitasi pemulihan fungsi otot wajah yang normal. Perawatan fisioterapi untuk Bell’s palsy biasanya dimulai setelah konsultasi dan diagnosa oleh dokter.

Berikut beberapa peran penting fisioterapi pada Bell’s palsy:

  1. Pelatihan dan rehabilitasi otot wajah

Fisioterapis membuat program latihan khusus yang merangsang dan memperkuat otot-otot wajah yang lumpuh. Latihan ini dapat membantu mencegah kekakuan otot, menjaga kelenturan otot wajah, dan membantunya kembali ke fungsi normal.

  1. Stimulasi saraf

Terapis fisik dapat menggunakan teknik stimulasi listrik (NMES) untuk menstimulasi saraf wajah yang terkena dengan tujuan mempercepat penyembuhan dan memulihkan fungsi saraf.

bell's palsy
  1. Pendidikan dan perawatan psikososial

Selain aspek fisik, fisioterapis juga dapat memberikan dukungan psikososial kepada pasien. Ini mungkin termasuk membantu pasien mengatasi perasaan cemas, bingung, atau isolasi sosial yang mungkin diakibatkan oleh perubahan ekspresi wajah.

  1. Pendidikan dan manajemen diri

Fisioterapis mengedukasi pasien tentang kondisinya dan cara merawat serta menjaga kesehatan otot wajah di rumah. Ini mungkin termasuk latihan sederhana yang dapat dilakukan pasien secara mandiri.

PNF Pada Kasus Bell’s Palsy

PNF (Proprioceptive Neuromuscular Facilitation) adalah metode terapi fisik yang digunakan untuk merangsang otot normal dan mengembangkan kekuatan dan fleksibilitas otot. Metode ini dapat digunakan sebagai tindakan tambahan dalam pengobatan kasus Bell’s palsy.

Intervensi PNF pada kasus Bell’s palsy dapat mencakup berbagai teknik dan latihan yang ditujukan untuk merangsang dan memperkuat otot-otot wajah yang lumpuh. Teknik PNF yang biasa digunakan dalam hal ini antara lain:

  1. Rhythmic Stabilization

Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengembangkan kekuatan dan kestabilan otot wajah. Fisioterapis menekan area wajah yang lumpuh dengan tangan berirama dan mendorong pasien untuk mempertahankan posisinya dan melawan tekanan. Latihan ini membantu merangsang otot-otot wajah dan meningkatkan kekuatannya.

  1. Contract-Relax

Tujuan dari teknik ini adalah untuk meningkatkan kelenturan otot wajah yang lumpuh. Fisioterapis meminta pasien untuk meregangkan otot yang terkena secara maksimal selama beberapa detik dan kemudian meminta mereka untuk tiba-tiba rileks. Ini merangsang otot untuk meregang lebih efektif.

  1. Slow Reversal

Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengembangkan koordinasi otot wajah. Pasien diminta untuk bergerak perlahan ke satu arah dan kemudian secara perlahan mengubah arah gerakannya. Latihan ini membantu merangsang otot dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengoordinasikan gerakan.

  1. Facial Traction

Tujuan dari teknik ini adalah untuk meregangkan otot wajah yang kaku atau tegang akibat kelumpuhan. Terapis fisik dengan lembut meregangkan area wajah yang terkena, yang membantu meningkatkan kelenturan otot dan meningkatkan sirkulasi darah.

Intervensi  PNF pada kasus Bell’s palsy harus dilakukan oleh fisioterapis yang terlatih dan berpengalaman dalam teknik ini. PNF biasanya merupakan bagian dari program rehabilitasi yang lebih luas yang juga mencakup latihan lain, stimulasi saraf, dan perawatan lain yang dirancang untuk memaksimalkan pemulihan otot wajah dan fungsi normal. Dalam beberapa kasus, pasien harus melakukan latihan fisioterapi ini secara mandiri di rumah sebagai bagian dari perawatan selanjutnya.

Baca juga : Cerebral Palsy : Kenali Apa Itu dan Peran Fisioterapi Pada Cerebral Palsy

Referensi :

  1. Warner MJ, Hutchison J, Varacallo M. Bell Palsy. [Updated 2022 Sep 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482290/
  2. Puspitaningrum, DA., Herawati, I., Prihati, E., Rahman, F. (2022). Efektivitas Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Terhadap Kemampuan Motorik Wajah Pasien Bell’s Palsy: Case Report. Jurnal Kesehatan dan Masyarakat (Jurnal KeFis). Vol : 2. No. 1, 7-13.
  3. Kumar, a., & Bagga, T. (2015). Comparison between Proprioceptive Neuromuscular Facilitation and Neuromuscular Re-Education for Reducing Facial Disability and Synkinesis in Patients with Bells palsy: A Randomized Clinical Trial. International Journal of Physical Medicine and Rehabilitation, 3, 1-8. https://doi.org/10.4172/2329-9096.1000290

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *