HaloFisioterapi

Tension Type Headache : Apa Itu Dan Bagaimana Peran Fisioterapi

Tension Type Headache

Apa itu Tension Type Headache

Tension Type Headache (TTH), juga diartikan sebagai sakit kepala tipe tegang, adalah jenis sakit kepala yang paling umum pada manusia. Ini adalah jenis sakit kepala primer, yang artinya merupakan penyakit tersendiri dan bukan merupakan gejala dari penyakit lain. TTH dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, dan dapat menyerang semua usia, meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Gejala Tension Type Headache

  1. Sakit kepala
    • Biasanya nyeri bersifat tumpul dan tekanan terasa di kedua sisi kepala, meski bisa juga di satu sisi. Rasa sakit biasanya ringan sampai sedang tetapi bisa berlangsung lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari.
  1. Perasaan tegang
    • Orang yang mengalami TTH sering melaporkan perasaan tegang atau kaku di leher, bahu, dan kepala.
  1. Tidak ada gejala tambahan
    • TTH biasanya tidak terkait dengan gejala lain, seperti mual, muntah, atau kepekaan terhadap cahaya dan kebisingan, yang umum terjadi pada sakit kepala jenis lain, seperti migrain.

Penyebab Tension Type Headache

Meskipun penyebab pasti TTH tidak sepenuhnya dipahami, beberapa faktor diyakini berperan dalam menyebabkan sakit kepala ini:

  1. Stres fisik dan mental:
    • Stres dapat menyebabkan ketegangan otot di leher dan kepala yang dapat memicu TTH.
  1. Postur Buruk:
    • Postur tubuh yang salah atau buruk, terutama saat duduk lama di depan komputer atau melihat layar smartphone, dapat menyebabkan ketegangan otot dan TTH.
  1. Kurang tidur:
    • Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan ketegangan otot dan sakit kepala.
  1. Dehidrasi:
    • Dehidrasi dalam tubuh juga bisa memicu TTH pada beberapa orang.
  1. Faktor genetik:
    • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan mengalami TTH memiliki kaitan genetik.

Proses Terjadinya Tension Type Headache

Proses berkembangnya sakit kepala tipe tegang (TTH) tidak sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mekanisme yang mungkin terlibat. TTH melibatkan interaksi kompleks antara sistem saraf pusat, otot kepala dan leher, dan faktor psikologis. Di bawah ini adalah beberapa teori yang menjadi dasar untuk memahami terjadinya TTH:

  1. Sensitivitas Stimulus Otak

TTH telah dikaitkan dengan perubahan sensitivitas otak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sistem saraf pusat pasien TTH lebih responsif terhadap rangsangan berbahaya, termasuk rangsangan nyeri pada otot kepala dan leher. Hal ini dapat menyebabkan perasaan sakit dan tegang yang lebih besar dari yang seharusnya sebagai respons terhadap rangsangan normal.

  1. Ketegangan Otot

Ketegangan otot di leher, bahu, dan kepala kemungkinan merupakan penyumbang utama TTH. Beberapa orang mungkin cenderung merasakan ketegangan otot yang meningkat, terutama sebagai respons terhadap stres fisik dan mental. Ketegangan otot ini dapat menyebabkan rasa sakit di daerah kepala dan leher.

  1. Sirkulasi Darah

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa TTH mungkin terkait dengan perubahan aliran darah otak. Berkurangnya aliran darah ke otak atau perubahan aliran darah ke kepala dan leher dapat memicu TTH pada beberapa orang.

  1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi telah dikaitkan dengan TTH. Stres dan ketegangan emosional dapat merusak fungsi otak dan meningkatkan ketegangan otot, yang pada gilirannya dapat menyebabkan TTH.

  1. Nyeri Rujukan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketegangan otot di area kepala dan leher tertentu dapat menyebabkan nyeri di area yang berbeda. Misalnya, ketegangan otot di leher bisa menyebabkan nyeri di area mata atau dahi. Proses ini dikenal sebagai nyeri transfer.

Pengobatan Tension Type Headache

Perawatan untuk TTH ditujukan untuk menghilangkan rasa sakit dan menghilangkan gejala. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

  1. Obat-obatan

Analgesik seperti asetaminofen atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri TTH ringan hingga sedang. Untuk sakit kepala yang lebih parah, dokter mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat atau obat kombinasi.

  1. Fisioterapi

Latihan yang diberikan oleh fisioterapis, seperti latihan peregangan, teknik relaksasi, dan pijat, dapat membantu meredakan ketegangan otot dan meredakan sakit kepala.

  1. Manajemen stres

Mengenali dan mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu mencegah atau mengurangi kejadian TTH.

  1. Perubahan Gaya Hidup

Mengubah pola tidur, postur tubuh yang tepat, dan rutinitas olahraga dapat membantu mengurangi risiko TTH.

  1. Konseling atau Terapi Perilaku Kognitif

Dalam beberapa kasus, konseling atau terapi perilaku dapat membantu mengatasi faktor psikologis yang terkait dengan TTH.

Peran Fisioterapi Pada Tension Type Headache

Fisioterapi memainkan peran penting dalam pengobatan tension type headache (TTH). Sebagai bentuk terapi fisik, fisioterapi bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan fungsi otot, mempercepat pemulihan, dan mencegah TTH berulang. Berikut adalah beberapa cara fisioterapi dapat membantu mengobati kasus TTH:

  1. Peregangan dan relaksasi otot otot

Fisioterapis dapat membantu pasien TTH melakukan latihan untuk meregangkan otot kepala, leher, dan bahu yang tegang. Peregangan ini membantu mengurangi ketegangan otot yang dapat menyebabkan nyeri.

  1. Massage dan teknik manual

Terapis fisik dapat menggunakan teknik pijat dan mobilisasi manual untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan sirkulasi di area yang berhubungan dengan TTH. Pijatan dan teknik manual ini membantu melepaskan ketegangan otot yang menyebabkan sakit kepala.

  1. Latihan Postur

Terapis fisik dapat membantu pasien meningkatkan kesadaran postural dan memperbaiki postur tubuh yang buruk, terutama ketika postur tubuh yang buruk berkontribusi pada TTH. Latihan postur membantu mengurangi stres pada otot dan persendian di leher dan kepala.

  1. Biofeedback

Teknik biofeedback menggunakan perangkat elektronik untuk membantu pasien menjadi lebih sadar akan respons tubuh mereka terhadap stres dan ketegangan. Hal ini memungkinkan pasien belajar mengendalikan respons fisik mereka dan mengurangi ketegangan otot yang dapat memicu TTH.

  1. Terapi gerakan fisik

Fisioterapis juga dapat merancang program latihan fisik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan pasien, yang dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, kelenturan, dan stabilitas tubuh secara keseluruhan. Olahraga yang tepat dapat membantu mencegah TTH berulang.

  1. Pelatihan dan perencanaan pencegahan

Selain terapi fisik, fisioterapis juga dapat mengedukasi pasien tentang cara mengelola stres, meningkatkan kualitas tidur, dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Perencanaan pencegahan yang disesuaikan dengan kondisi pasien juga dapat membantu mengurangi risiko kekambuhan TTH.

Baca juga : Bahu Susah Digerakan dan Terasa Sakit ? Lakukan Gerakan Ini Untuk Menghilangkan Nyeri pada Bahu

Referensi :

  1. Shah N, Hameed S. Muscle Contraction Tension Headache. [Updated 2022 Oct 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562274/
  2. Repiso-Guardeño A, Moreno-Morales N, Armenta-Pendón MA, Rodríguez-Martínez MDC, Pino-Lozano R, Armenta-Peinado JA. Physical Therapy in Tension-Type Headache: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Int J Environ Res Public Health. 2023 Mar 2;20(5):4466. doi: 10.3390/ijerph20054466. PMID: 36901475; PMCID: PMC10001815.
  3. Chaibi A, Russell MB. Manual therapies for cervicogenic headache: a systematic review. J Headache Pain. 2012 Jul;13(5):351-9. doi: 10.1007/s10194-012-0436-7. Epub 2012 Mar 30. PMID: 22460941; PMCID: PMC3381059.
  4. Bini, P., Hohenschurz-Schmidt, D., Masullo, V. et al. The effectiveness of manual and exercise therapy on headache intensity and frequency among patients with cervicogenic headache: a systematic review and meta-analysis. Chiropr Man Therap 30, 49 (2022). https://doi.org/10.1186/s12998-022-00459-9

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *