Berdasarkan Mc.Kenzie’s Approach terdapat algoritma pemeriksaan yang dapat dilakukan fisioterapis dalam MDT low back pain.(4)
1. “Apakah ada gerakan berulang yang mengurangi, menghilangkan atau memusatkan rasa sakit?”
Karena penggunaan gerakan berulang untuk menginterpretasikan perilaku nyeri adalah salah satu andalan penilaian McKenzie, pertanyaan ini tepat untuk diajukan pada titik paling awal dalam algoritma. Jika salah satu atau lebih dari enam prosedur gerakan (lying prone; extension in lying (prone on your elbow); cobra style (prone press-ups); exstension in standing; lying double knee to chest; sitting flexion) yang digunakan dalam pemeriksaan memiliki efek menghilangkan atau mengurangi keluhan , maka masalahnya mungkin adalah derangement. Dalam melakukan prosedur gerakan, dapat disertai side-glide atau over-pressure ke gerakan sebagai petunjuk meningkat atau menurunnya nyeri pasien. Jika masalahnya adalah derangement, penilai harus memutuskan nomor derangement syndrome mana yang pasien memiliki, dari 1 sampai 7.
2. “Nyeri sentral atau simetris?”
– Tidak disertai deformitas kifosis lumbar tergolong ke derangement syndrome nomor 1.
– Disertai deformitas kifosis lumbar tergolong ke derangement syndrome nomor 2.
– Tidak disertai lateral shift tergolong nomor 3.
– Disertai lateral shift tergolong nomor 4.
– Tidak disertai lateral shift tergolong nomor 5.
– Disertai lateral shift tergolong nomor 6.
3. “Apakah nyeri bersifat konstan?”
– Entah kondisi pasien terlalu parah pada tahap ini untuk melakukan penilaian lengkap dan mencapai kesimpulan atau
– Dicurigai adanya patologi yang lebih serius.
– Jika respon pasien (+) nyeri rentang akhir ROM dan menjalar, terpusat atau hilang dengan gerakan berulang dalam satu sesi, membantu fisioterapis mendiagnosa adanya dysfunction syndrome back pain. Satu-satunya nyeri menjalar yang hadir dalam disfungsi adalah karena perlekatan akar saraf terganggu dan jika hal ini dicurigai, maka tes yang tepat harus dilakukan.
– Jika tidak ada nyeri pada akhir ROM (-), dilanjutkan dengan pertanyaan “Apakah ada nyeri pada pembebanan statis?”. Seorang pasien mungkin mengeluh sakit hanya ketika mengadopsi satu postur untuk jangka waktu tertentu.
– Jika tidak ada nyeri menjalar, pasien mengalami postural syndrome. Di mana penerapan postur yang benar akan menghilangkan rasa sakit.
– Jika ada nyeri menjalar, maka menurut definisi, pasien mengalami derangement.
4. Respon negatif untuk semua pertanyaan di atas menunjukkan bahwa diagnosis tidak dapat dibuat. Untuk membantu fisioterapis dalam diagnosis, disarankan agar latihan provokatif dilakukan, yang dapat mengungkapkan sifat sebenarnya dari kondisi tersebut. Misalnya, ketika terapis mencurigai adanya kemungkinan kelainan posterior tetapi tidak terbukti, latihan fleksi harus dicoba, dengan peringatan kepada pasien untuk menghentikan latihan jika timbul rasa sakit, dan melaporkan gejalanya.
Pemeriksaan fisioterapi lainnya yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa lumbar derangement syndrome diantaranya:
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah MRI dan CT-discogram untuk memeriksa kondisi diskus vertebra.(5)
Baca Juga : Penatalaksanaan Fisioterapi pada Sinus Tarsi Syndrome
Reference: