Stroke adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau kematian jaringan otak akibat berkurang atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen ke otak. Aliran darah ke otak dapat berkurang karena pembuluh darah otak mengalami penyempitan, penyumbatan, atau pendarahan karena pecahnya pembuluh darah tersebut. Dengan masuknya gumpalan darah (prorein, lemak, dll) kealiran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang cedera dan menyumbat arteri otak, akibatnya fungsi otak berhenti dan menjadi penurunan fungsi otak. Terjadinya penurunan fungsi otak menyebabkan pasien tidak mampu melakukan peran dan fungsinya sebagai individu maupun peran dan fungsinya sebagai makhluk sosial, hal ini akan menimbulkan dampak psikologis yang luar biasa, seperti akan mengalami harga diri rendah putus asa, dan depresi.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke :
Pencegahan Primer, merupakan tindakan mencegah kejadian stroke untuk pertama kali, diantaranya :
Bagi orang tua yang berusia 55 tahun ke atas yang menderita tekanan darah tinggi memiliki faktor risiko terserang stroke lebih tinggi yaitu diatas 50%.
Proporsi faktor perilaku utama menurut data Riskesdas 2018 yang menjadi tantangan terkait masalah stroke ini adalah 86,7% sering mengonsumsi makanan berlemak atau berkolesterol.
Berdasarkan penelitian, intensitas latihan yang sedang ke berat seperti jogging, renang, tennis mampu menurunkan risiko terserang stroke ischemic pada pria. Namun bagi wanita, latihan dengan intensitas rendah seperti berjalan kaki, mampu menurunkan risiko terserang stroke.
Pencegahan Sekunder, merupakan tidakan pencegahan agar tidak terjadi kejadian stroke berulang, diantaranya:
Also read: Basic Human Movement – 7 Fundamental Human Movement