HaloFisioterapi

Anterior Cruciate Ligament (ACL) – Penatalaksanaan Fisioterapi

Fisioterapi Anterior Cruciate Ligament (ACL)

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL).

Definisi

Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah adanya abnormalitas seperti teregang ataupun robeknya ACL yang dapat memunculkan keluhan dan menghambat aktivitas fungsional penderita.  Ligamen memegang peranan dalam mempertahankan stabilitas sendi lutut. Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah ligament yang terletak melintang secara oblique seperti huruf X, aspek posterior dan lateral berada pada tulang femur, berorigo pada aspek medial dari condylus lateral femur dan berinsersio pada area intercondylar tibia di sebelah belakang dari meniscus medial.(1) Titik persimpangan dari ligamen cruciatum berfungsi sebagai poros gerakan berputar di sendi lutut, ketika sendi lutut fleksi pada sudut yang benar, tibia tidak dapat ditarik ke anterior karena adanya ACL. ACL memiliki bundle anteromedial dan posterolateral.(1)

Patofisiologi Cedera Anterior Cruciate Ligament

Cedera anterior cruciate ligaments 60% disebabkan oleh gerakan memutar pada lutut, terutama pada atlet.(2) Berikut mekanisme cedera ACL:

Terdapat 2 mekanisme penyebab cedera ACL antara lain:

  • Cedera secara Kontak Langsung

Cedera kontak langsung terjadi karena hentakan atau pukulan secara langsung pada bagian lateral lutut, yang biasanya berhubungan dengan stress valgus yang dapat menyebabkan tidak hanya cedera ACL saja, namun dapat merusak struktur lutut yang lain.(3)

  • Cedera secara Tidak Kontak Langsung

Cedera tidak kontak langsung biasanya terjadi pada aktivitas atau olahraga yang melibatkan gerakan zig-zag, perubahan arah gerak, dan perubahan kecepatan mendadak. Akibat lainnya seperti deselerasi cepat atau mendadak yang memberikan gaya pada bagian anterior tibia sehingga kerja otot quadriceps maksimal dan mendadak berkontraksi. Terjadinya hiperekstensi dari anterior lutut dengan lutut yang menapak dapat merobek ACL.(4)

Klasifikasi Cedera Ligamen

Cedera ligamen dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu grade I, grade II dan grade III:(5)

  • Grade 1 : ligamen sedikit teregang dan tidak ada robekan. Biasanya terdapat nyeri ringan dan bengkak namun masih dapat menjaga kestabilan sendi dan dapat kembali bermain setelah proses penyembuhan.
  • Grade 2 : ligamen teregang semakin lebar dan terjadi robekan parsial pada ligamen. Ligamen berfungsi secara terbatas dengan sedikit ketidakstabilan.
  • Grade 3 : Pada ligamen terjadi robekan seutuhnya dan terbagi menjadi dua bagian. Terdapat nyeri tekan dan pembengkakan, sendi lutut menjadi tidak stabil.

Tanda dan Gejala Cedera Anterior Cruciate Ligament

Tanda & gejala dari cedera ACL meliputi:(3,6)

  • Terdengar bunyi “pop” atau popping saat terjadi cedera.
  • Adanya pembengkakan dan rasa nyeri yang muncul di sekitar lutut pada saat beraktivitas. Rasa nyeri dirasakan sesuai dengan derajat keparahan ligamen. Biasanya, ligamen yang putus total tidak merasakan nyeri atau sedikit dibandingkan ligamen yang putus sebagian.
  • Adanya haemarthrosis di sekitar sendi lutut setelah terjadi cedera.

Pemeriksaan Fisioterapi Anterior Cruciate Ligament

Pemeriksaan fisioterapi cedera anterior cruciate ligament yang bisa dilakukan diantaranya:

1. Lachman Test:

  • Prosedur: pasien telentang dan posisi pemeriksa di samping tungkai pasien yang akan di tes. Posisikan pasien untuk fleksi knee 30 derajat. Fiksasi femur dengan salah satu tangan pada sisi lateral upper knee. Bawa lutut sedikit eksorotasi, lalu lakukan translasi pada tibia ke anterior terhadap femur.
  • Test positif jika translasi tibia ke arah anterior lebih besar 3 milimeter dan soft endfeel
  • Menandakan adanya kerobekan atau peregangan pada ligament ACL.
  • Sensitivitas 85% dan Spesifisitas 94%. (7)

2. Anterior Drawer Test:

  • Prosedur: pasien telentang dan posisi pemeriksa di samping tungkai pasien yang akan di tes. Bawalah hip pasien ke dalam posisi fleksi 45 derajat dan lutut pada fleksi 90 derajat. Fiksasi kaki pasien lalu palpasi joint atau tibial plateau dengan jempol terapis, lalu gerakkan tibia ke anterior dalam suatu gerakan eksplosif.
  • Test positif jika translasi tibia ke arah anterior lebih dari 6 milimeter atau jika merasakan soft end feel.
  • Menandakan adanya kerobekan atau peregangan pada ligament ACL.
  • Validitas : Sensitivitas 74% dan Spesifisitas 38%.(8)

3. Lever Sign Test (Lelli’s Test):

  • Prosedur : pasien telentang dan lutut pasien dalam posisi ekstensi. Pemeriksa berdiri di samping pasien dan meletakan kepalan tangan pada sepertiga proksimal calf  dan tangan yang lain menekan ke bawah pada sepertiga distal quadriceps.(9)
  • Test positif jika saat diberikan gaya ke bawah, tidak memunculkan pergerakan pada kaki (gerakan menendang).
  • Menandakan adanya kerobekan atau peregangan pada ligament ACL.(9)

Penanganan Anterior Cruciate Ligament

Apabila terjadi kerobekan pada ACL, terdapat beberapa indikasi tindakan yang dapat diambil sebagai solusi, diantaranya:

Indikasi Non-Operative Manajemen

  • Usia lebih tua dari 35 tahun
  • Tidak memiliki atau minimal subluksasi dari anterior tibial
  • Tidak memiliki cedera intra-artikular lainnya
  • Tidak memiliki aktivitas aktif yang mempersulit proses rehabilitasi

Indikasi Operative Manajemen

  • Usia lebih muda dari 25 tahun
  • Mengalami subluksasi dari anterior tibial
  • Memiliki cedera intra-artikular lainnya
  • Memiliki aktivitas aktif yang mempersulit proses rehabilitasi

Tindakan yang paling sering dilakukan pada kasus kerobekan ACL adalah ACL Reconstruction karena rekonstruksi bedah pada ruptur anterior cruciate ligament (ACL) telah terbukti menjadi teknik yang sangat efektif yang biasanya memberikan hasil yang memuaskan.(1) ACL Reconstruction merupakan tindakan operasi ACL berupa rekonstruksi ligamen yang robek dengan arthroscopy (minimal invasive) menggunakan graft (ligament pengganti). Graft yang digunakan adalah autograft (jaringan yang diambil dari tubuh pasien sendiri), yakni menggunakan tendon hamstring atau patellar tendon atau flexor hallucis longus (FHL) tendon untuk menggantikan ACL yang rusak.

Peran fisioterapi pada rehabilitasi post ACL Reconstruction adalah mengembalikan kondisi pasien agar mampu melakukan aktifitas fungsional. Berikut adalah beberapa poin penting dalam rehabilitasi ACL:(2)

  • Luruskan lutut lebih awal (dalam 2-3 minggu pertama), dan tetap lurus. Fleksi dapat berkembang secara bertahap.
  • Gunakan nyeri lutut dan lutut bengkak sebagai panduan. Jika salah satu atau keduanya meningkat, lutut tidak mentolerir apa yang anda lakukan.
  • Fokus pada aktivasi otot dan gerakan dengan pola biomekanik yang benar, karena teknik adalah segalanya.  Pada pasien yang mengalami kerobekan ACL, banyak memunculkan pola kompensasi.
  • Membangun kekuatan secara progresif. Struktur articular di sendi lutut akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan dimulainya kembali pembebanan pada tungkai seperti berlari, melompat dan mendarat.
  • Tidak cukup hanya menyelesaikan rehabilitasi ACL. Penting halnya mencegah kemungkinan cedera berulang, pasien mampu kembali ke aktivitas olahraga, dan mengurangi kemungkinan risiko osteoarthritis.

Dengan tugas utama ACL yaitu mencegah pergerakan lutut kedepan secara berlebihan (excessive forward movement) dan membatasi gerakan rotasi lutut yang berlebihan, maka tujuan fisioterapis pada akhir rehabilitasi adalah memunculkan kembali fungsi ACL dengan kondisi structural rekonstruksi yang ada. Berikut guideline fisioterapis yang dapat digunakan dalam rehabilitasi ACL Reconstruction:(2,3)

BACA JUGA : Penanganan Fisioterapi pada Sprain Ankle

Referensi

1. Maralisa AD LS. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI REKONSTRUKSI ACL KNEE DEXTRA HAMSTRING GRAFT. Indones J Physiother Res Educ [Internet]. 2020;1(1). Available from: https://journal.aptifi.org/index.php/ijopre/article/view/22

2. Czamara A, Krzemińska K, Widuchowski W, Dragan SL. The Muscle Strength of the Knee Joint after ACL Reconstruction Depends on the Number and Frequency of Supervised Physiotherapy Visits. Int J Environ Res Public Health [Internet]. 2021 Oct 9;18(20):10588. Available from: https://www.mdpi.com/1660-4601/18/20/10588

3. Yuliana, E., & Kushartanti BW. Fungsional lutut dan kesiapan psikologis pasca cedera ACL penanganan operatif dan non-operatif. J Sport  J Penelit Pembelajaran [Internet]. 2020;6(3):561–74. Available from: https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/article/view/14626

4. Wijayasurya S, Setiadi TH. CEDERA LIGAMEN KRUSIATUM ANTERIOR. J Muara Med dan Psikol Klin [Internet]. 2021 May 29;1(1):98. Available from: https://journal.untar.ac.id/index.php/JMMPK/article/view/12091

5. Willam E P. Rehabilitation techniques for sports medicine and athletic training; fourth ed. McGraw Hill Publications; 2016.

6. Filbay SR, Grindem H. Evidence-based recommendations for the management of anterior cruciate ligament (ACL) rupture. Best Pract Res Clin Rheumatol [Internet]. 2019 Feb;33(1):33–47. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1521694219300191

7. Benjaminse A, Gokeler A, van der Schans CP. Clinical Diagnosis of an Anterior Cruciate Ligament Rupture: A Meta-analysis. J Orthop Sport Phys Ther [Internet]. 2006 May;36(5):267–88. Available from: http://www.jospt.org/doi/10.2519/jospt.2006.2011

8. Miller AG, Myers SH, Parks BG, Guyton GP. Anterolateral Drawer Versus Anterior Drawer Test for Ankle Instability. Foot Ankle Int [Internet]. 2016 Apr 9;37(4):407–10. Available from: http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1071100715620854

9. Lelli A, Di Turi RP, Spenciner DB, Dòmini M. The “Lever Sign”: a new clinical test for the diagnosis of anterior cruciate ligament rupture. Knee Surgery, Sport Traumatol Arthrosc [Internet]. 2016 Sep 25;24(9):2794–7. Available from: http://link.springer.com/10.1007/s00167-014-3490-7

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *