Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis menyebar melalui droplet di udara, sehingga penyakit ini mudah menular. Kondisi yang mendukung kemiskinan, kepadatan penduduk, dan kurangnya infrastruktur kesehatan masyarakat turut menyebabkan penularannya. Selain itu, gejala yang tidak spesifik seperti batuk terus-menerus sering tidak disadari, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat penularan.
Terdapat beberapa jenis bakteri Mycobacterium yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, seperti M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, dan M. canetii. Semua spesies tersebut berkerabat dekat. Namun, patogen dominan pada manusia adalah M. tuberculosis. M. tuberculosis merupakan patogen intraseluler yang mampu menyebabkan penyakit subakut dan progresif, disebut juga TB aktif. Selain itu, bakteri ini dapat tetap tidak aktif di dalam sel yang terinfeksi dan mungkin bisa menyebabkan penyakit atau tidak.
Menurut data WHO pada tahun 2022, diketahui terdapat 1,3 juta kematian pada kasus TBC, terdapat 10,6 juta orang dengan kondisi TBC aktif, dan sekitar 25% populasi dunia terinfeksi TBC. TBC diketahui menjadi penyebab terbesar kematian pada penderita HIV.
Peran Fisioterapi Pada Kasus Tuberkulosis
Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan memiliki andil dalam penanganan pasien dengan kondisi tuberkulosis. Program rehabilitasi fisioterapi pada kasus tuberkulosis meliputi manajemen diri, edukasi, latihan fisik yang mencakup latihan aerobik dan penguatan otot, dan latihan otot pernapasan.
Pasien dengan kondisi tuberkulosis umumnya mengalami dispnea. Beberapa intervensi fisioterapi yang dapat membantu mengurangi gejala dispnea pada pasien adalah latihan pernapasan, ekspansi thoraks, positioning, dan latihan inspirasi dengan spirometri insentif. Deep breathing exercise dapat digunakan untuk membantu individu dengan kondisi tuberkulosis untuk meningkatkan kapasitas paru, oksigenasi dan volume paru-paru.
Selain pada kondisi paru, fisioterapi juga dapat memberikan intervensi terkait muskuloskeletal/neurologi pada pasien dengan TBC. Pasien terkadang memiliki keluhan yang berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal atau neurologi. Fisioterapis akan melakukan penilaian dan asesmen terkait kondisi pasien. Intervensi yang diberikan juga menyesuaikan dengan kondisi/keluhan pasien.
Baca juga: Emfisema: Apa Itu ?
Referensi:
- Tobin EH, Tristram D. Tuberkulosis. [Diperbarui 20 Maret 2024]. Di: StatPearls [Internet]. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2024 Januari-. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
- Wanjari M K, Lalwani L, Tiwari P R (April 03, 2024) Novelty of Physiotherapy Protocols in a Classic Case of Extrapulmonary Tuberculosis in a 35-Year-Old Male Patient: A Case Report. Cureus 16(4): e57495. doi:10.7759/cureus.57495