Apa itu Piriformis Syndrome ?
Piriformis syndrome adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika otot piriformis, yaitu otot kecil yang terletak di bokong, mengalami tekanan atau iritasi. Otot piriformis berfungsi untuk membantu memutar paha dan mempertahankan keseimbangan tubuh ketika berdiri atau berjalan. Namun, jika terjadi peradangan atau cedera pada otot ini, dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada kaki dan pinggul.
Penyebab piriformis syndrome
Penyebabnya dapat bervariasi, termasuk cedera pada otot piriformis, postur tubuh yang buruk, atau aktivitas yang mengakibatkan tekanan berlebih pada otot piriformis. Diagnosis piriformis syndrome biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes pencitraan seperti MRI.
Patofisiologi piriformis syndrome masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa teori telah dikemukakan. Salah satu teori menyatakan bahwa piriformis syndrome terjadi ketika otot piriformis mengalami iritasi atau tekanan akibat adanya peradangan, cedera, atau spasme otot. Hal ini dapat menyebabkan otot piriformis menekan atau memijat saraf sciatic yang melewati otot tersebut. Akibatnya, dapat terjadi gejala seperti nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada kaki dan pinggul.
Teori lain mengemukakan bahwa piriformis syndrome dapat terjadi akibat ketidakseimbangan otot-otot di sekitarnya, seperti otot gluteus maximus dan medius. Ketidakseimbangan ini dapat mengakibatkan otot piriformis menjadi lebih rentan terhadap cedera atau spasme.
Tanda dan gejala
Tanda-tanda piriformis syndrome dapat bervariasi dari setiap individu, namun umumnya meliputi :
- Nyeri pada bokong
- Kesemutan atau rasa mati rasa di area bokong atau kaki
- Kelemahan pada kaki atau kesulitan berjalan.
Nyeri dapat terasa pada satu sisi atau kedua sisi bokong, terutama ketika duduk untuk waktu yang lama atau berjalan jarak jauh. Pada beberapa kasus, gejala piriformis syndrome dapat meniru gejala hernia nukleus pulposus (HNP).
Efek piriformis syndrome
Piriformis syndrome dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang karena gejalanya yang dapat mengganggu mobilitas dan fungsi otot-otot yang terlibat dalam gerakan pinggul dan kaki. Beberapa efek yang mungkin terjadi pada aktivitas sehari-hari akibat sindroma ini antara lain :
- Menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada bokong dan panggul, yang dapat membuat seseorang sulit duduk untuk waktu yang lama.
- Gejala seperti nyeri dan kelemahan pada kaki dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berjalan dengan normal.
- Mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik seperti berlari, berjalan, atau melakukan latihan kekuatan karena gejalanya yang dapat membatasi mobilitas dan kemampuan otot.
- Nyeri pada bokong dan kaki dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.
- Mempengaruhi keseimbangan seseorang karena kelemahan pada kaki dan kesulitan berjalan yang dapat membuat seseorang rentan terhadap jatuh.
Efek-efek ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan piriformis syndrome pada setiap individu. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat dan konsisten dapat membantu mengurangi gejala dan memperbaiki fungsi sehari-hari.
Pengobatan piriformis syndrome dapat meliputi terapi fisik, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan terapi injeksi. Pembedahan jarang diperlukan dan hanya direkomendasikan jika pengobatan konservatif tidak berhasil.
Baca juga : Nyeri & Kesemutan di Area Bokong Saat Duduk Lama? Lakukan Gerakan Ini Untuk Meredakannya
Referensi :
- Boyajian-O’Neill, L. A., McClain, R. L., Coleman, M. K., & Thomas, P. P. (2008). Diagnosis and management of piriformis syndrom: an osteopathic approach. Journal of the American Osteopathic Association, 108(11), 657-664. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19011229/
- Fishman, L. M., Konnoth, C., & Rozner, B. (2010). Botulinum toxin type B and physical therapy in the treatment of piriformis syndrom: a dose-finding study. American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation, 89(3), 218-225.
- Hopayian, K., Song, F., & Riera, R. (2010). The clinical features of the piriformis syndrom: a systematic review. European Spine Journal, 19(12), 2095-2109
- Sayson, S. C., & Ducey, J. P. (2010). Piriformis syndrom: a simple technique for US-guided infiltration of the perisciatic nerve. Radiology, 255(1), 261-267
- Wang, J. C., Chan, Y. S., Chen, C. H., & Chen, C. C. (2009). Piriformis syndrom: a case report and review of the literature. Journal of the Formosan Medical Association, 108(4), 319-322.
- Wood, W. A., & McCarthy, M. J. (2010). The piriformis syndrom: a narrative review of the anatomy, diagnosis, and treatment. The American Journal of Orthopedics (Belle Mead, NJ), 39(7), E141-E142