HaloFisioterapi

Solusi Nyeri Perut Bawah Sebelum Ataupun Saat Haid

Nyeri Haid

Solusi Nyeri Perut Bawah Sebelum Ataupun Saat Haid

Nyeri yang dirasakan sesaat sebelum atau pada awal menstruasi dan bisa berlangsung selama 3 hari merupakan nyeri yang normal, disebut dengan dysmenorrhoea primer. Dysmenorrhoea atau disminore terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Disminore sekunder merupakan nyeri yang timbul akibat adanya permasalahan pada organ kewanitaan. Nyeri ini berbeda dengan disminore primer. Nyeri disminore sekunder cenderung lebih lama dirasakan, dan ditandai dengan gejala tambahan seperti adanya pendarahan berlebih. Nyeri pada disminore primer timbul akibat kontraksi disritmik myometrium atau rahim dengan satu atau dua gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah, bokong, hingga paha. Di indonesia, 55% kejadian disminore primer dialami oleh wanita usia produktif, dengan prevalensi yang lebih besar (70% hingga 90%) umumnya dilaporkan di antara wanita yang lebih muda (<24 tahun).  

Faktor yang memperburuk nyeri disminore primer

  • Indeks massa tubuh (BMI) < 20 atau > 30. Nilai indeks masa tubuh ini dapat di hitung dengan mengetahui tinggi badan dan berat badan anda
  • Asupan rendah omega 3 (ikan)
  • Merokok. Kandungan nikotin pada rokok mampu meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah yang menyebabkan kurangnya oksigen pada jaringan sekitar dan memperlambat peluruhan dinding rahim sehingga meningkatkan kontraksi disritmik dinding rahim yang akan memunculkan nyeri
  • Konsumsi kafein atau kopi juga memiliki efek yang sama dengan merokok yang mampu meningkatkan kontraksi disritmik dinding rahim sehingga meningkatkan nyeri
  • Gejala psikososial seperti depresi dan kecemasan juga mampu meningkatkan kualitas nyeri menstruasi karena mempengaruhi hormon pada tubuh

Solusi Nyeri Haid

Nyeri disminore primer dapat dicegah sebelum nyeri terjadi ataupun disaat nyeri terjadi. Sebelum menstruasi, kaum hawa dapat melakukan aktivitas fisik yang mampu meningkatkan kebugaran dan meningkatkan kekuatan otot panggul dan sekitar panggul guna mengurangi kontraksu disritmik saat menstruasi terjadi. Selain itu berikut solusi yang dapat dilakukan saat nyeri disminore muncul :

  • Menggunakan hot pack

Pemberian hot pack akan memberikan efek panas sehingga muncul relaksasi pada otot-otot yang mengalami disritmik. Penggunaan hotpack dapat disesuaikan dengan toleransi anda. Hot pack juga menjadi solusi yang mudah dan murah bagi seluruh wanita.

  • Melakukan peregangan

Melakukan peregangan pada otot perut, dan otot disekitar rahim dapat memberi efek relaksasi, sehingga rasa nyeri akan berkurang

  • Penggunaan TENS

Penggunaan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) mampu menurunkan nyeri saat menstruasi. TENS merupakah salah satu metode stimulasi elektris yang secara utama digunakan untuk mengurangi gejala nyeri dengan menstimulasi sistem saraf perifer.

Fisioterapi

Fisioterapi adalah pilihan yang tepat jika anda mengalami keluhan seperti nyeri perut bawah. Pemberian latihan dan modalitas fisioterapi terbukti efektif untuk mengurangi dan mengatasi nyeri yang anda alami.

Kami di Halofisioterapi menyediakan pelayanan fisioterapi dengan kualitas premium dan harga yang terjangkau. Tenaga Kesehatan kami akan siap melayani anda kerumah. Informasi pelayanan fisioterapi bisa anda dapatkan pada link dibawah ini. Jangan sungkan untuk bertanya mengenai keluhan anda pada kami.

Baca Juga : Manfaat Melakukan Pendinginan Setelah Olahraga

Referensi

  1. Bai, Hai-Yan, Bai, Hong-Yan and Yang, Z.-Q. (2017) ‘Effect of transcutaneous electrical nerve stimulation therapy for the treatment of primary dysmenorrheal’, Medicine, 96(36), p. e7959. doi:10.1097/MD.0000000000007959.
  2. Itani, R. et al. (2022) ‘Primary Dysmenorrhea: Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment Updates’, Korean Journal of Family Medicine, 43(2), pp. 101–108. doi:10.4082/kjfm.21.0103.
  3. Subasinghe, A.K. et al. (2016) ‘Prevalence and severity of dysmenorrhoea, and management options reported by young Australian women.’, Australian family physician, 45(11), pp. 829–834. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27806454.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *