HaloFisioterapi

Cara Mengukur Range of Motion (ROM)

Range of Motion (ROM)

Cara Mengukur Range of Motion (ROM)

Definisi Range of Motion (ROM)

Range of motion (ROM) atau lingkup gerak sendi merupakan rentang gerakan manusia pada persendian yang dipengaruhi oleh struktur tulang terkait dan karakteristik fisiologis jaringan ikat yang mengelilingi sendi tersebut.1 Full ROM pada persendian tergantung pada dua komponen: yaitu ROM dan panjang otot.1 Panjang otot (muscle length) mengacu pada kemampuan otot di sekitar sendi untuk memanjang, sehingga memungkinkan satu sendi atau serangkaian sendi bergerak melalui rentang gerak yang tersedia.1

Dalam mengukur ROM, kita harus mengetahui bidang gerak (plane) pada tubuh manusia:

Range of Motion (ROM) Sagital
Gambar 1. Bidang Sagital.1
  • Bidang Sagital (S) merupakan bidang vertikal yang membagi tubuh menjadi sisi kanan dan kiri, yang secara fotografis, bidang sagittal adalah tampak samping.1 Pergerakan sendi pada bidang sagital terjadi di sekitar garis tegak lurus bidang yang disebut sebagai sumbu medial-lateral. Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang sagital adalah fleksi dan ekstensi.1
Range of Motion (ROM) Frontal
Gambar 2. Bidang Frontal.1
  • Bidang Frontal (F) merupakan bidang vertikal yang membagi tubuh menjadi bagian anterior (ventral, atau depan) dan posterior (dorsal, atau belakang) yang secara fotografis disebut juga tampak depan.1 Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang frontal adalah abduksi, adduksi, dan lateral fleksi tulang belakang.1
Range of Motion (ROM) Transverse
Gambar 3. Bidang Transverse.2
  • Bidang Transverse (T) merupakan bidang horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas (superior, atau kranial) dan bawah (inferior, atau caudal) yang secara fotografis, merupakan tampak dari atas kepala. Pergerakan sendi pada bidang transversal terjadi di sekitar garis yang tegak lurus terhadap bidang (garis dari kranial ke caudal) yang disebut sumbu longitudinal (atau panjang). Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang transversal adalah rotasi medial, rotasi lateral, pronasi, dan supinasi.



Alat ukur Range of Motion (ROM)

Perangkat yang paling banyak digunakan untuk mengukur ROM adalah goniometer. Goniometer dikembangkan di Prancis pada awal tahun 1900-an. Goniometer terdiri dari axis, moving arm dan stationary arm.  Moving arm merupakan garis yang akan digerakan mengikuti lingkup gerak yang mampu dilakukan pasien. Stationary arm merupakan garis posisi awal mula yang akan lurus dengan axis. Axis merupakan titik fulcrum persendian.

Goniomete pengukur Range of Motion (ROM)
Gambar 4. Goniometer

Cara Pengukuran & Nilai Normal Range of Motion (ROM) Extremitas Atas

Berikut merupakan cara pengukuran ROM pada ekstremitas atas:1

SHOULDER
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Fleksi Shoulder    Lateral acromion processusLateral humerus epicondyleLateral Midline of thoraxPosisi tidur terlentang dengan shoulder 00 fleksi, elbow full ekstensi, forearm pada posisi netral dengan telapak tangan menghadap ke dada ROM Fleksi Shoulder
Ekstensi ShoulderMidpoint of lateral aspect of acromion processGaris tengah lateral humerus menuju epikondilus lateral humerusLateral Midline of thoraxPosisi tidur tengkurap dengan shoulder 00 fleksi, elbow full ekstensi, forearm pada posisi netral dengan telapak tangan menghadap ke dada
ROM Ekstensi Shoulder
Abduksi ShoulderAnterior acromion processusMedial humeral epicondyleSejajar dengan garis sternumPasien tidur terlentang dengan elbow full ekstensi dan telapaktangan menghadap ke atas
ROM ABD Shoulder
Adduksi ShoulderAnterior acromion processusMedial humeral epicondyleSejajar dengan garis sternumPasien tidur terlentang dengan elbow full ekstensi dan telapaktangan menghadap ke atas
ROM ADD Shoulder
Internal dan Eksternal Rotasi ShoulderOlecranon process of ulnaBatas ulnaris lengan bawah menuju prosesus styloideus ulnarisTegak lurus dengan lantaiTerlentang dengan bahu abduksi 90 derajat, siku fleksi 90 derajat, lengan bawah pronasi, handuk terlipat di bawah humerus
ROM Internal dan Eksternal Rotasi Shoulder
ELBOW
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Fleksi Elbow    Lateral epicondyle humerusLateral midline of radius toward radial styloid processLateral midline of humerus toward acromion process  Pasien terlentang dengan ekstremitas atas dalam posisi anatomis, handuk terlipat di bawah humerus. Lengan bawah pasien harus dalam posisi supinasi
ROM Fleksi Elbow
Ekstensi ElbowLateral midline of radius toward radial styloid processLateral midline of humerus toward acromion process  Lateral midline of radius toward radial styloid processPasien terlentang dengan ekstremitas atas dalam posisi anatomis, siku diluruskan sejauh mungkin, handuk terlipat di bawah humerus distal, dengan telapak tangan dalam posisi supinasi
ROM Ekstensi Elbow
Supinasi ForearmPermukaan volar pergelangan tangan, sejajar dengan processus styloideus ulnaPermukaan volar pergelangan tangan, setinggi processus styloideus ulnarisParallel with anterior midline of humerusDuduk atau berdiri dengan bahu adduksi menempel pada dada, siku tertekuk 90 derajat, lengan bawah dalam rotasi netral
ROM Supinasi Forearm
Pronasi ForearmPermukaan volar pergelangan tangan, sejajar dengan processus styloideus ulnaPermukaan volar pergelangan tangan, setinggi processus styloideus ulnarisParallel with anterior midline of humerusDuduk atau berdiri dengan bahu adduksi menempel pada dada, siku tertekuk 90 derajat, lengan bawah dalam rotasi netral
ROM Pronasi Forearm
WRIST
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Palmar fleksi wristTulang capitatumDorsal midline dari jari ke 3 (jari tengah)Garis tengah punggung lengan bawah menuju epikondilus lateral humerusPasien duduk, dengan abduksi shoulder 90 derajat; fleksi elbow 90 derajat; lengan bawah pronasi; lengan dan lengan bawah ditopang di atas meja; dengan pergelangan tangan dalam posisi netral
ROM Palmar fleksi wrist
Dorso fleksi wristTulang lunatumDorsal midline dari jari ke 3 (jari tengah)Garis tengah lengan bawah menuju tendon bicipital di sikuPasien duduk, dengan abduksi shoulder 90 derajat; fleksi elbow 90 derajat; lengan bawah supinasi; lengan dan lengan bawah ditopang di atas meja; dengan pergelangan tangan dalam posisi netral
ROM Dorso fleksi wrist
Radial DevisasiTulang capitatumDorsal midline dari jari ke 3 (jari tengah)Garis tengah punggung lengan bawah menuju epikondilus lateral humerusPasien duduk, dengan abduksi shoulder 90 derajat; fleksi elbow 90 derajat; lengan bawah pronasi; lengan dan lengan bawah ditopang di atas meja; dengan pergelangan tangan dalam posisi netral
Ulnar DeviasiDorsal midline dari jari ke 3 (jari tengah)Garis tengah punggung lengan bawah menuju epikondilus lateral humerusDorsal midline dari jari ke 3 (jari tengah)Pasien duduk, dengan abduksi shoulder 90 derajat; fleksi elbow 90 derajat; lengan bawah pronasi; lengan dan lengan bawah ditopang di atas meja; dengan pergelangan tangan dalam posisi netral

Berikut nilai normal Range of Motion (ROM) pada ekstremitas atas berdasarkan international standard orthopedic measured (ISOM):3

https://www.traditionrolex.com/11
GerakanROM NORMAL
Shoulder
Ekstensi /FleksiS: 500-00-1700
Abduksi / AdduksiF: 1700-00-750
Horizontal ekstensi/ horizontal fleksiT: 300-00-1350
Eksternal / Internal RotasiR: (F900): 900-00-800
Elbow
Ekstensi/Fleksi ElbowS: 00-00-1500
Supinasi/Pronasi ForearmR: 900-00-800
Wrist
Dorsofleksi/PalmarfleksiS: 500-00-600
Radial /ulnar deviasiF: 200-00-300



Cara Pengukuran  & Nilai Normal Range of Motion Extremitas Bawah

Berikut merupakan cara pengukuran Range of Motion (ROM) pada ekstremitas bawah:1

HIP
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Fleksi hipGreater trochanterLateral femoral epicondyleLateral midline dari pelvis and trunkPasien dalam posisi berbaring terlentang (supinasi), dengan posisi ekstremitas bawah dalam posisi anatomi
Ekstensi hipGreater trochanterLateral midline dari femur mengarah ke lateral femoral epicondyleLateral midline dari pelvis and trunkPasien tengkurap dengan ekstremitas bawah dalam posisi anatomi
Abduksi hipIpsilateral ASISMidline dari ipsilateral patellaToward contralateral ASISPasien dalam posisi berbaring terlentang (supinasi), dengan posisi ekstremitas bawah dalam posisi anatomi
Adduksi hipIpsilateral ASISMidline dari ipsilateral patellaToward contralateral ASISPasien dalam posisi berbaring terlentang (supinasi), dengan posisi ekstremitas bawah contralateral abduksi
Lateral rotasi hip atau eksternam rotasi hipMidpoint (tengah-tengah) dari patellaAnterior midline dari tibia, atau disepanjang  tibial crestTegak lurus dengan lantaiDuduk, dengan pinggul dan lutut tertekuk 90 derajat, handuk terlipat di bawah paha; beratnya didistribusikan secara merata di kedua tuberositas iskia, instruksikan pasien menggerakan kaki ke medial
Medial rotasi hip atau Internal rotasi hipMidpoint (tengah-tengah) dari patellaAnterior midline dari tibia, atau disepanjang  tibial crestTegak lurus dengan lantaiDuduk, dengan pinggul dan lutut tertekuk 90 derajat, handuk terlipat di bawah paha; beratnya didistribusikan secara merata di kedua tuberositas iskia, instruksikan pasien menggerakan kaki ke lateral
KNEE
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Fleksi kneeLateral epicondyle femurLateral midline dari fibula, segaris dengan caput fibular dan lateral malleolusLateral midline dari femur menuju greater trochanterPasien dalam posisi terlentang dengan ekstremitas bawah pada posisi anatomi dan stabilisasi ipsilateral ankle menggunakan handuk
Ekstensi kneeLateral epicondyle femurLateral midline dari fibula, segaris dengan caput fibular dan lateral malleolusLateral midline dari femur menuju greater trochanterPasien dalam posisi terlentang dengan ekstremitas bawah pada posisi anatomi dan stabilisasi ipsilateral ankle menggunakan handuk
ANKLE
GerakanAxisMoving ArmStationary ArmPosisi Awal
Plantar fleksiSejajar dengan malleolus lateral, pada perpotongan garis antara garis tengah lateral fibula dan garis tengah lateral metatarsal ke-5Lateral midline dari 5th metatarsalLateral midline of fibula, in line with fibular headTerlentang atau duduk, dengan lutut tertekukkurang lebih 300 (seperti yang ditunjukkan) atau ekstensi, dengan pergelangan kaki dalam posisi anatomi
Dorso fleksi ankleSejajar dengan malleolus lateral, pada perpotongan garis antara garis tengah lateral fibula dan garis tengah lateral metatarsal ke-5Lateral midline dari 5th metatarsalLateral midline of fibula, in line with fibular headTerlentang atau duduk, dengan lutut tertekukkurang lebih 300 (seperti yang ditunjukkan) atau ekstensi, dengan pergelangan kaki dalam posisi anatomi
InversiSisi anterior sendi talocrural, pertengahan antara  medial danlateral malleoliAnterior midline dari  2nd metatarsalAnterior midline dari tibia, sesuai dengan tibial crestPasien duduk dengan ankle pada posisi anatomi
EversiSisi anterior sendi talocrural, pertengahan antara  medial danlateral malleoliAnterior midline dari  2nd metatarsalAnterior midline dari tibia, sesuai dengan tibial crestPasien duduk dengan ankle pada posisi anatomi



Berikut nilai normal ROM pada ekstremitas bawah berdasarkan international standard orthopedic measured (ISOM):3

GerakanROM NORMAL
Hip
Ekstensi /FleksiS: 150-00-1250
Abduksi / Adduksi (hip extended)F: 450-00-150
Eksternal / Internal Rotasi (900 fleksi hip)R(S900): 450-00-450
Knee
Ekstensi/Fleksi ElbowS: 00-00-1300
Ankle
Dorsofleksi/PlantarrfleksiS: 200-00-450

Berikut nilai normal ROM pada ekstremitas bawah:1

GerakanROM NORMAL
Hip
Fleksi0-1200
Ekstensi0-200
Abduksi0-400 sampai 450
Adduksi0-250 sampai 300
Eksternal Rotasi0-350 sampai 400
Internal Rotasi0-350 sampai 400
Knee
Fleksi0-1400 sampai 1450
Ekstensi00
Ankle
Dorsofleksi0-150 sampai 200
Plantarfleksi0-400 sampai 50
Inversi0-300 sampai 350
Eversi0-200

Baca Juga : Basic Human Movement – 7 Fundamental Human Movement



Referensi:

  1. Reese NB, Bandy WD. 2016. Joint range of motion and muscle length testing-E-book. Elsevier Health Sciences; 2016 Mar 31.
    Link : https://www.elsevier.com/books/joint-range-of-motion-and-muscle-length-testing/978-1-4557-5882-1
  2. Hall, S. J. 2019. Basic biomechanics. New York, NY: McGraw-Hill Education.
  3. Russe, O., Gerhardt, J.J. and Burgess, E.M., 1975. International SFTR method of measuring and recording joint motion. Huber.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *