HaloFisioterapi

Pengaruh Q Angle Terhadap Tubuh

Q Angle

Apa itu Q angle ?

Q angle atau angle quadriceps adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis imajiner yang menghubungkan titik-titik penting pada tubuh manusia. Garis pertama menghubungkan anterior superior iliac spine (ASIS) dan patella, sedangkan garis kedua menghubungkan patella dan tibia. Sudut ini terbentuk oleh kedua garis tersebut dan diukur di dalam bidang sagital. Q angle sering digunakan untuk mengevaluasi risiko cedera pada bagian bawah tubuh, terutama pada lutut. Pengaruh Q angle terhadap biomekanika tubuh manusia sangat penting, terutama saat berjalan dan berlari.

Ukuran Q angle yang normal

Q angle dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, ukuran panggul, dan keadaan lutut. Wanita memiliki Q angle yang lebih besar dibandingkan dengan pria karena bentuk panggul yang berbeda. Selain itu, ukuran Q angle juga dipengaruhi oleh tinggi badan, berat badan, dan keadaan lutut. Ketika lutut ditekuk pada sudut 90 derajat, Q angle normal pada pria adalah antara 8-13 derajat, sedangkan pada wanita adalah antara 15-20 derajat.

Q Angle
Q Angle
(sumber: google.com)

Pengaruh Q angle pada tubuh kita

Penelitian telah menunjukkan bahwa Q angle yang lebih besar pada wanita dapat meningkatkan risiko cedera pada lutut, terutama pada anterior cruciate ligament (ACL). Salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan Q angle pada wanita adalah kelemahan otot-otot panggul dan paha. Otot-otot tersebut membantu menjaga stabilitas lutut dan mencegah cedera pada ACL. Jika otot-otot tersebut lemah, maka lutut akan menjadi lebih tidak stabil dan rentan terhadap cedera.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa peningkatan Q angle dapat mempengaruhi biomekanika tubuh saat berjalan dan berlari. Pada orang yang memiliki Q angle yang lebih besar, lutut cenderung bergerak ke dalam saat menapak, yang dapat menyebabkan tekanan berlebih pada bagian dalam lutut dan meningkatkan risiko cedera. Selain itu, Q angle yang besar juga dapat mempengaruhi cara seseorang melompat dan bergerak secara lateral, yang dapat meningkatkan risiko cedera pada ACL.

Efek dari Q angle yang berlebihan

Q angle yang berlebihan dapat menyebabkan efek yang merugikan pada tubuh manusia, terutama pada bagian bawah tubuh seperti lutut, kaki, dan pergelangan kaki. Beberapa efek yang mungkin terjadi akibat Q angle yang berlebihan antara lain adalah:

  1. Cedera lutut: Q angle yang berlebihan dapat meningkatkan risiko cedera pada lutut, terutama pada anterior cruciate ligament (ACL). Hal ini karena ketika lutut ditekuk, Q angle yang besar dapat menyebabkan lutut bergerak ke dalam, yang dapat menyebabkan tekanan berlebih pada bagian dalam lutut dan meningkatkan risiko cedera.
  2. Tendonitis patellar: Tendonitis patellar adalah kondisi yang terjadi ketika tendon patellar mengalami peradangan. Q angle yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada otot-otot sekitar lutut, yang dapat mempengaruhi cara patella bergerak di dalam rongga femur dan meningkatkan risiko terjadinya tendonitis patellar.
  3. Sindrom iliotibial band (ITB): ITB syndrome adalah kondisi yang terjadi ketika iliotibial band (ITB) mengalami peradangan. Q angle yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada otot-otot sekitar lutut, yang dapat mempengaruhi cara ITB bergerak di sekitar lutut dan meningkatkan risiko terjadinya ITB syndrome.
  4. Flat feet: Q angle yang berlebihan dapat mempengaruhi biomekanika kaki dan pergelangan kaki, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya flat feet atau kaki datar. Kaki datar dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada tubuh, mempengaruhi postur, dan meningkatkan risiko cedera pada lutut, pinggul, dan tulang belakang.
  5. Sakit pinggul: Q angle yang berlebihan dapat mempengaruhi biomekanika panggul, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sakit pinggul atau kondisi panggul lainnya. Hal ini karena ketidakseimbangan pada otot-otot panggul dan paha dapat mempengaruhi cara panggul bergerak, yang dapat menyebabkan ketegangan dan ketidaknyamanan pada area panggul.

Cara mengukur Q angle

Q angle dapat diukur dengan menggunakan alat bantu khusus yang disebut dengan goniometer. Berikut adalah langkah-langkah cara mengukur Q angle:

  1. Persiapkan alat goniometer: Pertama, siapkan alat goniometer. Goniometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut atau derajat pada persendian. Ada berbagai jenis goniometer yang tersedia, termasuk goniometer khusus untuk mengukur Q angle.
  2. Posisikan subjek: Subjek yang akan diukur Q angle-nya harus berbaring telentang dengan lutut ditekuk sejauh mungkin. Pastikan bahwa pinggul dan kaki subjek berada pada posisi yang nyaman dan stabil.
  3. Letakkan goniometer: Tempatkan goniometer pada titik tengah patella (tulang lutut) dan garis tengah femur (tulang paha).
  4. Ukur sudut: Baca nilai sudut yang terukur pada goniometer. Sudut ini akan menunjukkan Q angle subjek yang diukur.
  5. Catat hasil pengukuran: Catat hasil pengukuran Q angle pada subjek. Idealnya, pengukuran harus dilakukan pada kedua kaki dan nilai rata-rata Q angle dapat dihitung.
cara mengukur q angle
cara mengukur q angle
(sumber: google.com)

Dalam pengukuran Q angle, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti:

  1. Postur subjek: Pastikan subjek dalam posisi yang nyaman dan stabil. Subjek harus berbaring telentang dengan lutut ditekuk sejauh mungkin untuk menghindari pengaruh postur yang tidak tepat pada hasil pengukuran.
  2. Goniometer yang tepat: Gunakan goniometer yang dirancang khusus untuk mengukur Q angle. Pastikan goniometer ditempatkan dengan benar pada titik tengah patella dan garis tengah femur untuk menghasilkan nilai yang akurat.
  3. Ukuran yang konsisten: Pastikan teknik pengukuran yang konsisten, terutama pada letak goniometer dan posisi subjek.

Baca juga : Memiliki Kaki Datar/ Flat foot/ Pes Planus, Berbahaya atau Tidak?

Referensi :

  1. Magee, D. J. (2014). Orthopedic physical assessment. Elsevier Health Sciences.
  2. Neumann, D. A. (2016). Kinesiology of the musculoskeletal system-e-book: foundations for physical rehabilitation. Elsevier Health Sciences.
  3. Hewett, T. E., Myer, G. D., Ford, K. R., & Heidt Jr, R. S. (2016). Biomechanical measures of neuromuscular control and valgus loading of the knee predict anterior cruciate ligament injury risk in female athletes: a prospective study. The American journal of sports medicine, 44(6), 1310-1319.
  4. Esculier, J. F., Dubois, B., & Roy, J. S. (2018). Lower extremity biomechanics in runners with patellofemoral pain during a prolonged run. Gait & posture, 65, 126-131.
  5. Fredericson, M., Cookingham, C. L., Chaudhari, A. M., Dowdell, B. C., Oestreicher, N., & Sahrmann, S. A. (2000). Hip abductor
  6. Hewett, T. E., Myer, G. D., Ford, K. R., & Heidt Jr, R. S. (2016). Biomechanical measures of neuromuscular control and valgus loading of the knee predict anterior cruciate ligament injury risk in female athletes: a prospective study. The American journal of sports medicine, 44(6), 1310-1319. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15722287/

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *