HaloFisioterapi

Latih Pernafasan Diafragma, Baik Untuk Penderita Asma

Pernafasan diafragma

Latih Pernafasan Diafragma, Baik Untuk Penderita Asma

Asma merupakan adanya peradangan kronis pada saluran napas yang menyebabkan sesak napas sehingga berisiko mengalami penurunan saturasi oksigen. Saturasi oksigen merupakan banyaknya oksigen yang dapat dibawa oleh hemoglobin keseluruh tubuh, yang dapat diukur menggunakan oksimetri. Apabila saturasi oksigen menurun, tubuh akan kekurangan oksigen, yang secara jangka panjang dapat berdampak pada kematian sel. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan pada pasien asma adalah memaksimalkan keluar masuknya udara di paru (ventilasi), sehingga akumulasi oksigen yang masuk dan beredar di tubuh dapat terjaga dengan baik.

Apa yang dapat penderita asma lakukan untuk mempertahankan saturasi oksigen?

Berdasarkan penelitian, pernapasan diafragma mampu memaksimalkan ventilasi paru, karena pada pernafasan diafragma proses inspirasi (menarik nafas) secara maksimal dilakukan melalui hidung sembari mengembungkan perut, dan diakhiri dengan ekspirasi (menghembuskan nafas) secara maksimal. Proses mengembungkan perut juga mempengaruhi tekanan intra abdominal sehingga mampu menstimulasi sistem limfatik yang ada di rongga perut yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh secara jangka panjang.

Manfaat lain dari melakukan pernafasan diafragma

  • Mengurangi stres fisiologis dan psikologis
  • Meningkatkan fungsi pernapasan
  • Meningkatkan kekuatan otot pernapasan
  • Mengontrol stabilitas postural
  • Mengontrol defekasi
  • Memodulasi tekanan intra-abdomen yang berpengaruh pada berkemih, dan proses melahirkan
  • Menyeimbangan proses metabolic, sistem limfatik kardiovaskular dan intraperitoneal

Langkah-langkah melakukan pernafasan diafragma

  • Letakan satu tangan pada perut dan satu tangan pada dada.
  • Tarik nafas secara mendalam dan perlahan melalui hidung (umumnya dalam durasi 6 detik).
  • Selama bernafas, harus berhati-hati agar dada tetap diam dan tangan fokus pada kontraksi diafragma.
  • Hembuskan nafas perlahan melalui mulut (umumnya dalam durasi 6 detik).

Baca Juga : Pneumonia – Penatalaksanaan Fisioterapi

Referensi

  1. Hamasaki, H., 2020. Effects of diaphragmatic breathing on health: a narrative review. Medicines7(10), p.65. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33076360/
  2. Yulia, A., Dahrizal, D. and Lestari, W., 2019. Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan Raflesia1(1), pp.67-75.

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *